Ini soal gugatan praperadilan yang dilakukan pihak Rizieq. Tapi kemudian ditolak oleh Hakim tunggal Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Hakim mengatakan penetapan tersangka dan penahanan sudah dilakukan sesuai dengan prosedur. Status tersangka Rizieq adalah sah, bukan seperti yang diteriakkan pendukungnya, yaitu rezim zalim tukang kriminalisasi ulama.
Status tersangka yang sudah karena memenuhi dua alat bukti yang dianggap sah. Proses hukum akan terus dilanjutkan.
Tapi, Neno Warisman mengomentari kabar ini. Saya anggap pembaca sudah kenal emak-emak satu ini. Kalau tidak kenal Blackpink, masih bisa dimaafkan. Tapi sungguh keterlaluan kalau tidak kenal Neno Warisman.
Sebenarnya komentarnya ini ngawur dan tidak berdasar.
Simak dah.
“Jadi misalnya saya didakwa soal penghasutan dalam kasus kerumunan. Saya misalkan itu melakukan sesuatu, orasi misalnya, dalam orasi tersebut ada yang mendengar,” kata Neno Warisman. Orang yang mendengar itu merasa terhasut, padahal dia tidak memiliki niat untuk melakukan apa-apa. Dia terhasut, dan melakukan sesuatu yang bisa dipidanakan.
Neno Warisman menilai masyarakat yang datang ke acara Rizieq karena tidak ada yang terhasut, mereka datang karena cinta kepada Rizieq bukan terhasut. “Jadi bukan juga diundang, mereka datang tidak diundang, datang ya datang saja karena memang sudah biasa. Kalau Maulid Nabi ya mereka datang. Jadi kondisinya seperti yang saya baca seperti itu,” katanya.
Ini nih, ngomong asal bunyi tanpa melihat fakta.
Nih ucapan Rizieq saat di Tebet.
“Baik Ikhwan sekalian, saya undang semua yang ada di sini. Insyaallah besok malam di Petamburan kita akan adakan peringatan Maulid Nabi sekaligus saya undang juga seluruh habaib karena kami juga akan menikahkan putri kami yang keempat. Siap hadir?” kata Rizieq.
Sudah tahu tidak boleh ada kerumunan, malah undang ramai-ramai, apa tidak salah tuh? Kerumunan di bandara, kerumunan di Megamendung, kemudian Tebet, lalu mau bikin kerumunan di Petamburan.
Ngakunya undangan cuma 30 orang, tapi malah bikin tenda sepanjang 100 meter. Masuk akal gak? Apakah satu orang ukurannya super mega ultra jumbo sehingga harus bikin tenda sepanjang itu?
Kalau sudah tahu tidak boleh bikin kerumunan, tapi tetap bandel, ya sama saja menghasut atau sengaja cari gara-gara. Salah satu kali, masih dimaafkan. Seharusnya kerumunan di bandara itu sudah cukup jadi peringatan. Eh, nantangin lagi. Gol aja lah.
“Bagi siapa yang mendukung proses ini mari kita berdoa sekuat-kuatnya lagi, walaupun doanya dilecehkan misalnya gitu. Sementara pihak yang lain juga menjalankan misinya,” kata Neno Warisman.
Doa dilecehkan? Aduh, orang ini benar-benar jarang bercermin. Dia kayaknya sudah lupa saat baca puisi dengan dramatis saat munajat 212, kalau kelompoknya tidak menang, dia khawatir tidak ada yang menyembah Tuhan lagi.
Neno juga mengingatkan bahwa Indonesia merupakan negara demokrasi, sebab itu sudah sepantasnya demokrasi hidup makmur di negara Indonesia ini.
Betul, Indonesia adalah negara demokrasi. Makanya Rizieq diproses secara hukum, sesuai prosedur yang berlaku. Bayangkan kalau negara ini sistemnya kayak Vietnam, Thailand, Tiongkok atau Korea Utara.
Rizieq dari dulu sudah tinggal nama dan jadi sejarah menyedihkan. Beruntung aja dia di Indonesia dan pemerintah sabar selama bertahun-tahun. Itu pun masih protes HAM dan kriminalisasi ulama. Di negara lain, Rizieq bakal tiarap selamanya tak berani keluar.
Bagaimana menurut Anda?