Buntut Demokrat diserang soal pembangunan museum SBY-Ani yang diduga menerima dana hibah dari APBD sebesar Rp 9 miliar, terjadi saling serang yang berakhir memalukan. Salah satunya adalah ada yang membandingkan dengan pembangunan GRHA Megawati di Klaten yang memakan biaya Rp 90 miliar. Padahal itu adalah milik Pemda Klaten.
Yang kedua, Politikus Demokrat Rachland Nashidik ikut bikin blunder yang membuat Demokrat makin memalukan.
Sebelumnya, dia menanggapi soal pembangunan museum SBY. “Tak ada yang salah dengan Museum Kepresidenan. Kita punya Museum Bung Karno dan Amerika Serikat punya museum dari presiden-presidennya. Museum adalah jejak bagi ingatan sejarah, bisa juga rujukan bagi standar pencapaian pada suatu bangsa, dan objek wisata bagi pendapatan daerah,” katanya.
“Pertama, bukan museum keluarga. Kedua, inisiatif pendanaan datang dari Pemprov–itu juga cuma sebagian. Terbesar berasal dari sumbangan dan partisipasi warga. Ketiga, sebagai pembanding, Anda tahu makam Presiden Gus Dur dibangun negara?” katanya lagi.
Hal ini dibantah oleh putri sulung Gus Dur, Alissa Wahid. Dia peringatkan Nashidik agar berhati-hati sebelum melontarkan tudingan.
“Bang Rachlan Nashidik, makam Gus Dur sampai saat ini dibiayai oleh keluarga Ciganjur, termasuk prasasti,” tulis Alissa Wahid. Menurutnya, pemerintah juga tidak mengeluarkan uang untuk membantu pembangunan Museum Gus Dur.
Rachland kemudian disomasi oleh Barisan Kader Gus Dur karena cuitannya tersebut sangat tidak benar atau tendensius dan mengada-ada dan membuat para santri Gus Dur merasa terlecehkan.
Ketua Umum DPP Barikade Gus Dur mengatakan memang ada anggaran negara, yang digunakan pembangunan infrastruktur jalan demi kelancaran lalu lintas. Sepanjang tahun ada ribuan peziarah yang datang ke makam tersebut.
Barikade Gus Dur mendesak Rachland agar mencabut pernyataannya dan menyampaikan permohonan maaf sebelum Barikade Gus Dur melakukan tindakan hukum.
Dan akhirnya, panik juga bro. Panik, akibat sembarangan ngomong membabi buta demo membela partai yang sejatinya memang sudah nyungsep memalukan. Makin dibela makin ketahuan kalau mereka ini sangat sakit hati.
Rachland menjelaskan bahwa cuitannya tersebut berdasarkan informasi yang dia baca. Dalam artikel yang dibaca menjelaskan bahwa Pemerintah menyediakan berbagai fasilitas di kawasan makam Gus Dur. Seperti kamar mandi, tempat parkir, kamar mandi, museum, perpustakaan, pagar, dan juga perluasan jalan.
“Saya sudah membaca ulang twit saya dan menyadari bahwa tanpa membaca berita itu netizen bisa salah mengerti, bahwa yang dibangun bukanlah makam itu sendiri, melainkan fasilitas publiknya. Meski tidak juga bisa dibantah bahwa fasilitas yang melengkapi makam itu dibangun Negara sebagai wujud penghormatan pada Presiden Abdurrahman Wahid. Saya memohon maaf,” kata Rachland.
Ini adalah pembelaan diri di saat sedang terjepit. Tak ada mau percaya deh.
Makanya, jangan sembarangan ngomong. Saya sendiri heran, dia baca info ini dari mana. Kalau memang mau membela diri, harusnya dia berikan link info tersebut, biar kita bisa menilai sumber seperti apa yang dia baca, apakah dari media mainstream, sosial media, rumor/kabar burung atau malah website yang rada-rada tak jelas. Dia tak jelas informasi seperti apa yang dia baca, berarti jangan salahkan publik kalau berasumsi dia entah ngarang atau gimana.
“Terus terang saja, mengingat kedekatan hubungan saya dengan Gus Dur, saya membayangkan, mungkin beliau akan meminta saya memberi penjelasan. Namun Gus Dur tak akan pernah mengadukan saya ke polisi, apalagi ingin melihat saya berada di balik bui,” katanya lagi.
Ini ada bau-bau sedikit panik dan berharap agar tidak dilaporkan ke polisi. Tapi tenang saja deh, aman. Kan, sudah mau minta maaf.
Begitulah partai satu ini. Tidak terima dikritik silakan, tapi jangan counter dengan info yang sesat. Untung cuma disomasi, bukan langsung dilaporkan. Nanti malah play victim lagi mengatakan dizolimi padahal sendiri cari penyakit.
Silakan terima kenyataan ini sebagai pelajaran agar ke depan berhati-hati sebelum berkoar-koar di media sosial. Mau menyerang balik jangan terlalu buru-buru. Cek dulu apakah rem masih berfungsi. Jangan gas penuh, rem blong, malah nabrak tembok. Satu badan remuk lalu salahkan orang lain.