Rocky Gerung mengkritik keras kebijakan pemerintah yang membuka izin investasi untuk industri minuman keras (miras). Pemerintah dianggap telah mengeksploitasi tradisi nusantara untuk mencari keuntungan.
Rocky mengakui bahwa miras memang dijadikan minuman tradisi nusantara di sejumlah daerah di Indonesia. Ada pula yang menjadikan miras untuk pergaulan supaya lebih santai dan tidak ada kekakuan.
Selain itu, Rocky juga menyoroti berbagai aksi kejahatan sering kali dipengaruhi akibat mengonsumsi miras. Lebih lanjut, Rocky kembali menegaskan bahwa pemerintah menjadikan minuman keras itu sebagai konsumsi yang bukan sekadar legal tapi juga dimaksudkan untuk menghasilkan devisa.
Untuk diketahui, DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Anies ternyata punya saham bir, dan nilainya juga nggak kecil. Memang namanya bukan PT Anker, tapi PT Delta Djakarta, Tbk. Punya saham yang dijual belikan di Bursa Efek Indonesia.
PT Delta Djakarta Tbk ini didirikan di Indonesia sejak tahun 1932 sebagai penyedia miras dari Jerman. Perubahan nama dari Archipel Browerij NV menjadi PT Delta Djakarta Tbk ini terjadi pada era orde baru, tahun 1970.
Pada tahun 1984, perusahaan ini menjadi satu perusahaan yang masuk ke Bursa Efek Indonesia, yang sebelumnya bernama Bursa Efek Jakarta. Mereka ini memainkan industrinya di industri bir dan minuman keras yang dikirim ke seluruh indonesia.
Kenapa saya katakan DKI Jakarta punya perusahaan bir? Karena mereka memiliki saham. Kalau Pemprov DKI Jakarta punya saham bir, mereka berarti menjadi shareholder atau co-owner perusahaan tersebut.
Dulu warga Jakarta sempat dikibuli oleh kampanye Anies. Dalam kampanyenya Anies koar-koar mau segera lepas saham Anker Bir, karena menurut si tukang tipu (Anies), Jakarta lebih butuh air bersih, ketimbang air keras. Maksudnya minuman keras.
Mari kita tengok berapa persen pemegang saham PT Delta Djakarta TBK yang bermain di bidang miras ini. Perusahaan ini dikuasai sahamnya oleh San Miguel Malaysia secara mayoritas sebesar 58,33 persen, Private Limited sebesar 467,061,150 lembar. Perusahaan ini menjadi pemegang saham mayoritas dari PT Delta Djakarta.
Namun yang lebih mantul lagi yakni pemerintah DKI Jakarta yang menguasai sekitar 210,200,700 lembar saham yakni porsinya senilai 26,25% saham. Artinya seperempat lebih saham Delta Djakarta dimiliki oleh Anies Baswedan selaku pemimpin pemprov DKI Jakarta.
Saat dilihat dari websitenya, belum ada tanda-tanda direvisi tuh. Juga masyarakat umum alias publik juga memiliki saham di PT Delta Djakarta senilai 123,397,200 lembar dengan persentase di bawah kepemilikan Pemprov DKI Jakarta, yakni hanya 15,41 persen saja.
Total lembar saham yang dimiliki oleh PT Delta Djakarta sejumlah 800,659,050 lembar. Dari jumlah lembarnya saja kita paham bahwa ini bukan perusahaan abal-abal yang gampang dijual begitu saja sahamnya.
Memang betul bahwa kepemilikan saham Anker Bir oleh DKI Jakarta tidak bisa dibandingkan dengan perpres investasi yang juga di dalamnya mengatur sebagian kecil tentang miras. Tapi kadrun mana paham hal seperti itu? Kadrun tahunya miras itu haram dan semua orang nggak boleh minum.
Mereka tidak tahu, bahwa Anies ternyata punya saham yang nggak jadi dijual, seperti apa yang ia katakan sebelumnya. Lebih jauh lagi, Rocky Gerung juga suka mabok, nggak tahu ya apakah mabok bir atau mabok kebencian.
Kadrun mengatakan sebuah negara bisa hancur karena miras. Dungunya luar biasa. Di Jepang, sekitar 70% masyarakatnya minum Peminum sake, tapi negaranya maju, nggak rusak.
Nyatanya mabuk bir nggak lebih berbahaya dari mabuk agama. Kayaknya nggak ada negara yang hancur karena bir. Kalau negara yang hancur karena mabuk agama banyak sekali, contohnya di Suriah!. Di Timur Tengah, banyak negara rusak karena mabuk agama, Indonesia jangan ikut-ikutan.
Jika para kadrun tahu bahwa seperempat lebih saham perusahaan bir dimiliki Anies? Bisa kejang otak mereka. Memang kebencian tidak pernah bisa rasional. Kebencian yang rasional itu adalah omong kosong yang harus dijaga oleh mereka, termasuk si Gerung.