Politisi Demokrat yang juga seorang Bupati Lebak Banten, mengatkan akan santet Moeldoko terkait kudeta Partai Demokrat. Dia juga menyatakan bahwa pengurus DPC di bawah menolak keberadaan dan hasil KLB di Deli Serdang Sumatera Utara.
Namanya tidak usah sebut. Biar dia tidak pansos jadi orang terkenal. Biar aja nyungsep sendiri karena tidak pantas sekelas Bupati berkata seperti itu meski cuma iseng.
Dia mengatakan tetap setia kepada Kektum PD yang lama Agus karena Agus ganteng. “Kami menolak KLB ilegal. Dan Banten tidak gentar, kami tetap setia pada ketum kami yang ganteng,” katanya.
“Kalau pun kami harus turun berdemo, kami siap. Santet Banten akan dikirim untuk KSP Moeldoko,” tambahnya.
Masa sekelas bupati ancam pakai santet?, jika dilihat, ini hanya cari sensasi saja. Bukannya kedengaran ngeri, tapi malah jadi lucu. Santet itu kan biasanya diam-diam dan dirahasiakan. Kalau terang-terangan gini, jadi aneh.
Sama kayak ancaman santet ini. Berani terang-terangan mengancam sama aja cari penyakit. Yang mengancam bakal kena masalah kalau beneran ada indikasi ke arah itu.
Tapi, terlepas dari ancaman tersebut betulan atau cuma main-main, yang menjadi pokok permasalahan adalah tidak semestinya seorang pejabat mengeluarkan anacman seperti itu. Bupati kok main ancam? Pejabat kok bicara santet? Ini dasarnya karena marah AHY dikudeta Moeldoko.
Bagaimana kalau ada warga yang komplain ke Bupati ini, atau marah karena kinerja yang jelek? Apakah mau ancam pakai santet juga? Warga mengkritik, lalu dikirim santet? Pejabat macam apa kalau sikapnya seperti ini? Bagaimana bisa seorang pemimpin bicaranya seperti itu, bayangkan jika orang ini menjadi Gubernur, bisa kacau rakyatnya.
Saling berebut dan tarik ulur kekuasaan dalam partai politik itu biasa. Ini cuma soal adu strategi, adu pengaruh, adu kekuatan, adu lobi politik, adu kemampuan mempengaruhi. Jika tidak senang silakan tempuh jalur hukum.
Banyak kalangan menganggap, Demokrat kubu Agus ini sangat panik luar biasa. Reaksi mereka sangat berlebihan. Terlihat dari banyaknya yang ingin Jokowi ikut bertanggung jawab. Apalagi main santet-santetan. Kalau tidak panik, tidak akan sengawur ini. Kalau tidak panik, pasti akan selow, santai dan tidak baperan atas dasar keyakinan KLB tersebut tidak sah dan bakal kalah lewat jalur hukum. Ini malah menyerang pihak lain membabi buta. Presiden pun diseret. Gak sekalian seret Tuhan?