Mantan Sekretaris Umum FPI Munarman menyatakan dirinya siap untuk memberikan bantuan untuk Partai Demokrat kubu Agus jika diminta (Ngarep). Munarman menyebut akan membela pihak mana pun yang menjadi korban kezaliman. Di salah satu media, disebut kalau bantuan yang dimaksud adalah dalam hal pendampingan hukum.
Munarman mau memberikan bantuan kepada kubu Agus? Ini adalah usulan yang mungkin aneh dan lucu. Alasannya simpel, Munarman aja tidak bisa membantu Rizieq keluar dari masalah yang membelitnya. Rizieq kabur terbirit-birit ke Arab Saudi selama lebih dari 3 tahun, luntang lantung, Munarman tidak bisa berbuat apa-apa kecuali hanya sekadar teriak pemerintah zalim tukang kriminalisasi ulama.
Rizieq sekarang terbelit 3 masalah, ditahan dan jadi terdakwa, Munarman juga tidak bisa banyak membantu kecuali jadi kuasa hukum dan teriak-teriak kayak orang tidak punya sopan santun. Untung saja tidak ada gelas berisi air teh di persidangan. Kalau tidak, bahaya.
Membantu junjungan aja sudah tidak sanggup, malah mau membantu partai yang skala lebih besar? Apakah Munarman abis bangun tidur ya? Palingan kalau jadi pengacara pun, pasti main teriak-teriak kasar seperti debat amatir kelas kampung.
Tapi Munarman ngomong begini bukan tanpa alasan. Tak kenal maka tak sayang, bukan? Apakah Munarman begitu saja dengan spontanitas akan membantu Agus hanya karena alasan kezaliman?
Salah satu politikus Partai Demokrat kubu Moeldoko, Hencky Luntungan melempar tudingan bahwa langkah Munarman jika berpihak ke kubu Agus justru akan menunjukkan sisi gelap hubungan SBY terkait dengan adanya aksi 212 yang pernah digelar.
“Silakan aja (Munarman beri bantuan hukum ke AHY, Red). Semakin ketahuan belangnya. Munarman, SBY, 212, dan tujuan akhir demo berjilid-jilid,’’ kata Hencky.
Dia menilai, Munarman tak mungkin begitu saja mau memberikan bantuan hukum jika tak ada hubungan dengan Demokrat sebelumnya. ’’Nggak mungkin tiba-tiba nongol,’’ katanya.
Masuk akal juga. Lagipula Munarman melekat dengan citra FPI dan pasti akan terkait dengan Rizieq. Dan kita tahu FPI sudah dilarang dan dibubarkan, serta dianggap sebagai mantan ormas biang kekacauan. Kalau sampai Demokrat kubu Agus ingin berkolaborasi, artinya mereka cari penyakit. Publik bisa menilai mereka berteman dan satu kelompok.
Mohamad Guntur Romli mengatakan, kalau Agus serta dinasti Cikeas menerima bantuan dari Munarman Cs dan FPI, itu menunjukkan bahwa mereka benar-benar panik, seperti dikejar hutang.
“Kemudian sekarang kalau kita lihat Munarman mau menawarkan dukungan kepada Agus sebagai perwakilan Demokrat kubu Cikeas. Memang mereka ini, FPI ini dimanfaatkan oleh kelompok oposisi politik yang tidak memiliki agenda yang jelas demi kemaslahatan masyarakat. Yang penting anti pemerintah, anti Jokowi dan anti negara dengan menggunakan kelompok radikal semacam HTI dan FPI,” kata Guntur Romli.
Mantan Petinggi HTI, Ayik Heriansyah juga mengatakan selama 10 tahun SBY dan Partai Demokrat memimpin Indonesia membuka ruang yang cukup besar bagi HTI dan kelompok-kelompok sejenis lainnya seperti FPI.
“Mereka memanfaatkan peluang politik dan kebebasan berekspresi selama 10 tahun (kepemimpinan SBY) itu dengan menginfiltrasi segala lini, baik BUMN maupun swasta,” kata Ayik.
Kelemahan SBY yang tak tegas menindak mereka membuat kelompok HTI dan FPI memanfaatkan celah tersebut untuk mengembangkan diri.
Ayik mengatakan, tak mau bicara soal konspirasi masa lalu. Tapi yang perlu digarisbawahi adalah kalau sampai Demokrat kubu Agus menerima bantuan dari Munarman atau bahkan Rizieq, ini sudah bisa dipastikan kalau mereka memang ada satu kepentingan.
Bisa pula dikarenakan kubu Agus sudah sangat putus asa sehingga tak malu-malu lagi melakukan hal blunder sekali pun. Ini seolah pertarungan hidup mati, karir politiknya dipertaruhkan, jabatannya di ujung tanduk. Belum lagi SBY yang juga bakal kena imbas kalau Agus nyungsep terguling-guling.
Hanya orang desperate dan hopeless yang meminta bantuan kepada orang seperti Munarman. Mirip dengan kubu Prabowo dulu di saat pilpres. Cari penyakit dan tidak sadar berkolaborasi dengan mereka malah jadi bumerang. Jualan agama malah tidak laku.