Meskipun aparat sudah mengetahui kelakuan Munarman, tetap saja orang ini tidak diapa-apakan. Dibiarkan saja melenggang dan berkoar baik di media cetak, online atau pun media televisi. Bahkan Munarman sempat bersitegang dengan host Mata Najwa, Najwa Shihab beberapa waktu lalu.
Mendengar bahwa Munarman sudah ditangkap oleh Densus 88 di kediamannya di Pamulang, Tangerang Selatan. Publik pun mengucap syukur dan berterima kasih kepada aparat yang telah menangkap dedengkot FPI ini.
Publik mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Densus 88, karena selama ini mereka sudah eneg dengan tingkah laku Munarman yang pongah dan jumawa seakan tidak tersentuh oleh hukum.
Siapakah Munarman itu? Menurut Kompas yang terbit pada 06 Juni 2008 menyebutan bahwa Munarman adalah satu sosok pendekar hukum dan aktivis pembela hak-hak sipil yang anti militerisme. Karakter yang egaliter dan nasionalis seperti yang diperlihatkannya sebagai aktivis di YLBHI dan KontraS.
Kemudian Munarman berubah 180 derajat. Menjadi manusia yang keras dan bengis menyusul penyerangan FPI terhadap Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB).
Berubahnya Munarman dari seorang nasional menjadi seorang yang tertarik dengan gerakan Islam bermula saat dirinya menjadi Tim Pengacara Abu Bakar Ba’asyir pada tahun 2002 lalu. Dari sinilah Munarman kemudian mulai dekat dengan Hizbut Tahrir Indonesia atau HTI yang sekarang dinyatakan sebagai ormas terlarang di Indonesia.
Dari HTI, Munarman mulai mengenal sejumlah tokoh Islam garis keras, termasuk Ketua FPI Rizieq Shihab. Dia lantas mendirikan An Nashr Institute. Munarman belakangan banyak berada pada garis depan atas kampanye pembubaran Ahmadiyah.
Itulah sekilas mengenai latar belakang Munarman yang sekarang kita kenal sebagai mantan Sekum FPI yang juga sudah dibubarkan oleh pemerintah dan juga dinyatakan sebagai ormas terlarang seperti HTI.
Kembali kepada penangkapan Munarman oleh Densus 88 Antiteror, menurut pihak kepolisian penangkapan Munarman dikaitkan dengan keterlibatan Munarman dalam pembaitan di UIN Jakarta, Medan dan juga Makasar. Munarman juga disebut berperan dalam membuat jaringan JAD dan ISIS di Indonesia.
Tentu saja penangkapan Munarman ini membuat suka cita bagi mereka yang selama ini geram dengan sepak terjang Munarman yang arogan dan jumawa itu. Karena mereka merasa bahwa selama ini Munarman aman-aman saja dan tidak tersentuh oleh aparat hukum.
Dengan ditangkapnya Munarman oleh Densus 88, maka publik menilai bahwa semua orang sama di mata hukum.
Meskipun banyak yang suka cita mendengar Munarman ditangkap Densus 88, namun ada juga yang tidak percaya bahwa Munarman terlibat terorisme di Indonesia. Karena mereka yakin bahwa sahabat baik mereka itu tidak seperti yang disangkakan.
Fadli Zon: “Saya mengenal baik Munarman dan saya tidak percaya dengan tuduhan teroris ini. Sungguh mengada-ada dan kurang kerjaan”.
Andi Arief: “Aparat harus adil dan memiliki bukti kuat untuk menteroriskan Munarman. Jika tidak terbukti, harus dilepas. Munarman kawan baik saya, saya tidak yakin dia terlibat terorisme. Dia pasti kuat menghadapi persoalan ini. Tugas kita mengawal ini agar ada keadilan”.
Kalau melihat yang membela Munarman, maka kita akan tahu siapa saja yang menggunakan jasa FPI selama ini.