Sebut KPK merupakan anak kandung reformasi Febri Diansyah langsung dibantai oleh netizen. Saya sangat ngakak melihat bagaimana Febri Diansyah mengangkat harkat dan martabat 75 kadal gurun KPK yang tidak lolos tes wawasan kebangsaan sebagai anak kandung dari reformasi.
Orang ini benar-benar sudah mengalami halusinasi tingkat tinggi Dengan mengatakan bahwa 75 orang yang gagal tes wawasan kebangsaan itu merupakan para pejuang dan pegawai terbaik di KPK. Halusinasi ini bisa dilihat dari bagaimana dia terus menerus membuat framing soal penonaktifan pegawai KPK.
Kalau mau dibantah, masih banyak sekali hal-hal yang bisa kita lihat, bahwa KPK ini sangat buruk dan pegawainya sudah sangat ngelunjak dan radikal. Banyak sekali dugaan-dugaan maladministrasi soal pelaporan pelaporan di KPK yang dianggap tebang pilih.
Jadi yang dimaksud Febri Diansyah si pembela Novel dan 74 kadrun lainnya bahwa KPK sebagai anak kandung reformasi itu adalah membocorkan Surat perintah penyelidikan? Jadi yang dimaksud anak kandung reformasi adalah merengek-rengek ke Jokowi soal kasus penyiraman air keras?
Yang dimaksud anak kandung reformasi adalah merongrong NKRI dengan afiliasi kepada radikalisme? Yang dimaksud sebagai anak kandung reformasi adalah menghilangkan barang bukti? Yang dimaksud anak kandung reformasi adalah mencuri hasil rampasan negara? Sudah terlalu banyak tanda tanya yang bisa kita pertanyakan kepada Febri Diansyah.
Saya mau lihat bagaimanapun juga KPK ini perlu direformasi lagi. Febri Diansyah, Bambang, Novel Baswedan dan lain-lain dan para orang-orang yang tidak lulus tes wawasan kebangsaan ini, bukan anak kandung reformasi. Mereka ini jangankan anak tiri reformasi, hubungannya sama demokrasi pun tidak ada.
Mereka ini berpolitik sejak Antasari Azhar dijadikan kambing hitam atas kesalahan zaman zaman terdahulu. Di sana ada Abdullah hehamahua yang menjadi corong radikalisme di KPK.
Abdullah Hehamahua saat ini menjadi teman baik dari Amien Rais yang juga dianggap sebagai gelandang politik oleh almarhum Gus Dur. Tidak bisa dibayangkan KPK serusak apa di dalam pimpinannya yang membangun dewan pegawai alias wadah pegawai KPK.
Untuk kita ketahui bersama, novel Baswedan pernah kau jadi pimpinan di wadah pegawai KPK yang saat ini menjadi corong radikalisme di KPK. Jadi saya cukup yakin bahwa bukan hanya 75 kadal gurun saja yang tidak lolos tes wawasan kebangsaan yang dianggap radikal, namun masih banyak lagi orang-orang yang lolos.
Hal yang paling mudah adalah bagaimana Firli bahuri terus menjalankan tugas sebagai pimpinan KPK untuk membersihkan KPK dari radikalisme. Sorry kalau kita mau membantah kalimat Febri Diansyah yang mengatakan KPK adalah anak kandung dari reformasi banyak sekali argumen-argumennya berdasar kuat yang bisa mematahkan pandangannya.
Jadi anak kandung reformasi itu hanya berkoar-koar di Twitter tapi tidak di meja hijau secara resmi? Febri Diansyah ini sepertinya hanya modal ngomong dan tidak punya dasar yang kuat untuk membela novel Baswedan dan 74 kadal gurun lainnya.
Karena memang orang-orang ini yang merupakan sekelompok manusia yang gagal tes wawasan kebangsaan memang tidak punya dasar yang kuat untuk tetap bertahan di KPK. Jadi isu reformasi lah yang diangkat oleh Febri Diansyah untuk mengecoh para social justice warrior yang gampang dibodohi. Narasi pelemahan pun sudah tidak bisa dilakukan lagi oleh mereka karena memang KPK lemah dari dalam.
Ketika KPK mau dikuatkan lewat tes wawasan kebangsaan, mereka kejang-kejang dan ketakutan. Narasinya adalah pemerintah mau menghancurkan KPK. Saya yakin Firli Bahuri bisa menjadi sosok yang membersihkan KPK.
Efek dari radikalisme di KPK sudah sangat terasa bagaimana kencangnya. Buktinya adalah saat ini banyak sekali orang-orang KPK yang ikut membela pendukung Hamas. Caranya bagaimana? Mendiamkan kasus Anies Baswedan.
Jadi anak kandung reformasi adalah mendiamkan mereka yang radikal? Mendiamkan koruptor Anies?
Tentu besar sekali harapan saya agar banyak orang bisa melihat bagaimana busuknya KPK dan bagaimana mereka harus benar-benar dibersihkan dari segala macam ketimpangan dan konfik ketertarikan alias conflict of interest. Jangan sampai KPK jadi awal mula kehancuran NKRI.