
Anies Baswedan sampaikan pujian untuk Soeharto di acara peringatan 100 tahun kelahiran presiden kedua RI. Padahal, tiga tahun lalu dia menyatakan bahwa dirinya ikut demo turunkan Soeharto. Anies memang pandai olah kata, tergantung dari kepentingan dirinya, apalagi kini menghadapi Pilpres 2024. Mungkin dia berharap dukungan Cendana?
“Tadi kita sama-sama menghadiri peringatan 100 tahun kelahiran Pak Harto. Pak Harto adalah seorang pemimpin yang di dalam memimpin menunjukkan kematangan, menunjukkan stabilitas jiwa, stabilitas mental yang luar biasa,” kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, saat menghadiri peringatan 100 tahun kelahiran Presiden kedua RI Soeharto, di Masjid Agung At-Tin, Jakarta Timur, Selasa (8/6/2021). Dalam kesempatan itu, Anies Baswedan menyampaikan bahwa sosok Soeharto sebagai presiden memiliki kematangan dalam memimpin bangsa.
Anies Baswedan juga menyebut sosok Soeharto memiliki ketenangan saat memimpin dalam menghadapi situasi apapun. Selain itu, jasa Soeharto bagi bangsa masih dapat dirasakan hingga sekarang. Pak Harto adalah seorang pemimpin yang di dalam memimpin menunjukkan stabilitas jiwa, stabilitas mental yang luar biasa.
“Beliau banyak sekali meninggalkan program-program yang sampai hari ini dirasakan. Di bidang kesehatan, Puskesmas yang dibangun dimana-mana, di bidang pendidikan SD Inpres sampai dengan perguruan tinggi,” ujar Anies Baswedan. Lebih lanjut, Anies Baswedan juga tak lupa mengirimkan doa agar Soeharto mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah SWT.
Berbeda komentar dia tiga tahun lalu. Pada saat demo 1998, Anies menuturkan, dia sama sekali tak mengetahui apa semua tuntutan dari mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat didengar. Mengingat ada perbedaan waktu yang cukup jauh antara Indonesia dan Amerika Serikat.
“Jadi kita demo di sana memprotes menurunkan Suharto tanpa tahu Suharto sudah turun atau belum (di Indonesia). Tidak ada yang tahu, jamnya kan beda. Jadi sesudah selesai dikasih tahu ‘sudah turun Pak Harto’,” lanjut dia, di acara temu kangen aktivis era tahun 80-an dan 90-an di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Jumat (2/3/2018).
Anies menambahkan, setelah berita lengsernya Suharto tersiar, ia sontak mereponsnya dengan menurunkan foto Suharto yang terpampang di Kedutaan Besar Indonesia di Amerika Serikat. Cerita Anies itu pun disambut tepuk tangan dan gelak tawa dari para aktivis yang hadir. “Yang kita lakukan masuk ruangan, cari foto Pak Harto dan kita turunkan. Saya yang nurunin di Kedutaan Indonesia,” ucap Anies.
Tak heran apa yang dikatakan seorang Anies, bukti lain adalah ketika 2014 memuja Presiden Jokowi, sempat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, berbeda kemudian, semenjak dia ambisi menjadi Gubernur DKI, menjual ayat dan mayat, tidak lagi menjilat Jokowi. Sepakterjang Anies sudah banyak yang tahu, karena jejak digital tak akan terhapus.
Saat ini, banyak orang berambisi menjadi Presiden di 2024, termasuk Anies. Harapan dia, Rizieq Shihab bakal menjadi kendaraannya pupus sudah. Dia pun kini mulai menjilat Keluarga Cendana. Ada kepentingankah Anies? Mungkin saja.