Penyebaran Covid-19 di Indonesia semakin menggila, pemerintah pun mengambil banyak kebijakan, salah satunya adalah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat di 122 kabupaten/kota Jawa dan Bali mulai 3 Juli 2021. Sejumlah pembatasan masyarakat diperketat, seperti menutup tempat ibadah hingga pusat perbelanjaan.
Ormas-ormas keagamaan kebanyakan setuju dengan usulan penutupan tempat ibadah saat pelaksanaan PPKM Darurat. Muhammadiyah, NU, Dewan Masjid Indonesia, hingga Persekutuan Gereja-gereja Indonesia menyetujui kebijakan itu dengan alasan utama sebagai upaya menekan laju penularan virus corona Covid-19.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas akan menyiapkan aturan khusus yang mengatur peniadaan proses peribadatan di seluruh tempat-tempat ibadah di wilayah yang menerapkan PPKM Darurat. Upaya itu dilakukan untuk mendukung pelaksanaan kebijakan PPKM Darurat yang akan dimulai pada 3-20 Juli 2021. “Kementerian Agama juga sudah menyiapkan peraturan peniadaan peribadatan di tempat-tempat ibadah di luar agama Islam juga seperti di Pura, Wihara, Klenteng dan sebagainya,” kata Yaqut dalam konferensi persnya, Jumat (2/7/2021). Yaqut memastikan seluruh aktivitas peribadatan di tempat-tempat ibadah akan ditiadakan di wilayah PPKM Darurat.
Kebijakan Covid-19 ini pasti dipolitisi oleh kelompok yang tidak suka masalah bangsa ini selesai, termasuk para pemuka agama yang seharusnya tidak membuat pernyataan yang terkesan provokatif dan membuat gaduh masyarakat.
Sebagai masyarakat yang cerdas, tentu sudah memetakan, siapa saja biang keributan, antara lain, mereka adalah Wakil Ketua Umum MUI yang juga Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas. Dan pendakwah Ustad Abdul Somad (UAS) yang protes masjid ditutup. Din syamsuddin yang berkomentar pemerintah harus instrospeksi diri, Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Netty Prasetiyani yang tidak bisa membedakan PPKM darurat, PPKM Mikro, dan PSBB, dan kalau disimpulkan, atas nama partai maka kedua partai buram sekelas PKS dan Demokrat ini biang provokator.
Bagi partai buram dan pencari panggung seperti PKS dan Demokrat, mungkin bertentangan dengan pemerintah adalah hal yang biasa, tentu saja karena faktor kepentingan partai. Masyarakat sudah semakin cerdas, partai mana yang selalu nyinyir dan kritik negative terhadap semua kebijakan pemerintah. Demokrat misalnya, segala cara akan dilakukan agar mendongkrak elektabilitas partainya untuk di 2024 nanti. Beditu pula dengan PKS, partai hoax ini pun semakin ditinggalkan masyarakat.
Sayangnya, beberapa tokoh agama yang ilmunya tinggi, banyak pengagum dan pengikutnya, mestinya bisa menyebarkan kedamaian dan kebaikan, malah menajdi provokator dan selalu kontra dengan kebijakan pemerintah. UAS apalagi, pendakwah satu ini memang pandai memanfaatkan situasi, mungkin untuk menaikkan nilai dirinya. Padahal, dia juga bermaslah, masih ingat kasus donasi kapal yang sudah terkumpul Rp 1 miliar belum jelas kelanjutannya.
Kali ini, UAS, kembali bawa-bawa Sang Pencipta atas kemarahannya, dia emosi masjid ditutup selama PPKM Darurat. “Tak malukah engkau nanti berjumpa dengan Allah? Di masjid orang hanya 5-10 menit, Hanya 5 menit saja di masjid. Sementara orang lain duduk lima jam di mal dan di pasar,” tuturnya.
Wakil Ketua Umum MUI yang juga Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas juga memprotes. Kata dia, jika di daerah zona merah seperti di Jakarta, perkantoran masih diperkenankan untuk dihadiri 25 persen dari karyawannya, maka kebijakan tersebut juga bisa diterapkan untuk tempat ibadah. “Kalau menurut saya jika di daerah zona merah itu perkantoran hanya diperkenankan dihadiri oleh 25% dari karyawannya, maka hal yang serupa juga bisa kita berlakukan untuk masjid,” tutur Anwar saat dikonfrimasi Tribunnews, Kamis (1/7/2021).
“Jadi kalau kantor tidak ditutup, ya masjid juga jangan ditutup. Kalau kantor ditutup, ya akan menimbulkan masalah, dan kalau masjid ditutup, bangsa ini bisa dimarahi Tuhan,” imbuh Ketua PP Muhammadiyah tersebut.
Kita tidak ada yang tahu, bisa saja justru Tuhan marah melihat kita dikasih akal budi tapi masih berkerumunan dengan alsan ibdah di tengah wabah yang mengganas. Bagi mereka yang nyinyir, wabah Covid-19 ini menjadi panggung untuk tetap eksis, menentang segala kebijakan pemerintah. Termasuk pendakwah satu ini. Padahal, ga usah jauh-jauh, kita lihat negara tetangga Malaysia, Semua kegiatan di masjid dan musolah, termasuk shalat berjamaah seperti shalat jumat, ditiadakan sementara waktu. Keputusan pemerintah Malaysia itu sejalan dengan keputusan Mesyuarat Jawatan Kuasa Muzakarah Khas di Malaysia pada 15 Maret 2020. Perintah tersebut sejauh ini dipatuhi oleh warga Malaysia yang mayoritas beragama Islam.
“Kami telah menerima perintah dari Bagian Pengurusan Masjid Kantor Agama Islam Wilayah Persekutuan untuk menutup Masjid Jamek Kampung Baru dan Masjid Saidina Abu Bakar As-Siddiq Bangsar,” ujar Takmir Masjid Kampung Baru, Datuk Mansyur Usman di Kuala Lumpur, Ahad (9/5).
Kebijakan menutup masjid pun pernah dilakukan Pemerintahan Arab Saudi. Menurut Saudi Press Agency, wilayah Riyadh ada 11 masjid yang ditutup, sementara tiga masjid ditutup di Provinsi Syarqiyah. Dua masjid lain yang ditutup masing-masing di Baha dan Asir. Melansir Arab News, Minggu (25/4/2021), kasus virus corona di Arab Saudi telah menyebabkan penutupan sementara 782 masjid dalam 75 hari terakhir. Sedangkan 725 masjid sudah dibuka kembali setelah Tindakan
Jadi Somad, Anwar Abas, PKS dan Demokrat, sebaiknya bantu pemerintah untuk bersama-sama menanggulangi Covid-19. Jangan terus menghujat untuk kepentingan pribadi dan partai. Untuk Somad, sebaiknya jadilah pendakwah yang baik jangan menyerempet ke politik, nanti bermimpi Prabowo menjadi Presiden, kan repot. Terus, endors 212 Mart, bagaimana kasus penipuan di sana, dah selesai belum?