Pandemi Covid-19 di Indonesia masih tinggi, bahkan bisa disamakan dengan India. Pemerintah berjibaku untuk menanggulangi hal ini. Salah satu langkah adalah melakukan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat, sejak 3 – 20 Juli nanti.
Baru beberapa hari melakukan PPKM, meski belum semua masyarakat menjalani PPKM dengan baik dan beberapa pemda tidak membantu dengan serius, tapi ada kesukesan kecil yang dilakukan pemerintah, jumlah warga yang terpapar Covid-19 berkurang sedikit demi sedikit. Sayangnya, tidak semua politisi yang tergabung dalam partai oposisi senang. Ada saja politisi yang selalu nyinyir akan tindakan pemerintah mengenai PPKM darurat. Tentu saja, PKS dan Demokrat. Kedua partai ini selalu mencari panggung bukan memberikan solusi yang baik dan tepat.
Pandemi Covid-19 ini tidak hanya terjadi di Indonesia tapi dunia, jadi sebaiknya kita saling bahu membahu baik dari DPR, pemerintah, hingga rakyat saling kerja sama untuk menangi pandemi ini. Bukan hanya bicara dan mengeluh di media seakan menggiring opini ke masyarakat bahwa hanya Indonesia yang mengalami dan pemerintah tidak mampu menangani.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat (Waketum PD) Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas mengingatkan pemerintah soal penanganan Corona. Ibas mempertanyakan kapan Indonesia akan bebas dari ganasnya pandemi Corona. “Jangan sampai negara kita disebut sebagai ‘failed nation’ akibat ketidakmampuan negara selamatkan rakyatnya,” ujar Ibas, dalam foto Fraksi Partai Demokrat DPR RI seperti dilihat, Rabu (7/7/2021).
Ibas juga bicara soalnya banyaknya warga yang sudah divaksin, namun tetap terpapar virus Corona. Ibas berharap pemerintah tak ragu untuk menghadirkan vaksin yang mumpuni menangkal Corona. Selain itu, Ibas bicara soal ketersediaan tabung oksigen di Tanah Air. “Penanganan COVID-19 sudah memasuki tahun kedua, pemerintah terlihat ‘tak berdaya’, antisipasi pun lemah. Bagaimana mungkin tabung oksigen disumbangkan ke negara lain, sementara di saat rakyat sendiri membutuhkan, barangnya susah didapat,” imbuhnya.
Diperkuat lagi dengan cuitan dari anggota DPR dari Demokrat, Benny Herman. “Bapak Jokowi Yth, jika rakyat disuruh diam di rumah saja selama 20 hari, di larang buka warung, pasar ditutup, siapa gerangan yang memberi mereka makan? Adakah negara menyiapkan sembako untuk rakyat?. Saya khawatir, di tangan bapak negara gagal lindungi rakyatnya. #Liberte!!,” ujar Benny K Harman, dalam akun twitter @BennyHermanID
Pangeran Cikeas asal bicara saja, kok dia bertanya kapan Indonesia akan bebas dari ganasnya pandemi Corona? Mereka model politikus yang tidak turun melihat keadaan rakyatnya. Pasar, warung, masih bisa beraktifitas meski waktunya sudah ditentukan.
Peran oposisi memang salah satunya mencari celah pemerintahan yang sedang berkuasa untuk dapat digunakan sebagai senjata ampuh untuk menyerang musuh. Soal failed nation yang dilontarkan Ibas bagiku berlebihan.
Isitilah negara gagal tidak tepat, pernyataan itu tidak etis disampaikan di tengah pemerintah melakukan yang terbaik. Seharusnya semua bahu membahu menangani covid 19. Seorang ibas kok bicara seperti itu. Jika tidak membantu, maka yang terbaik menumbuhan optimisme dan semangat bagi masyarakat agar semua memberikan kontribusi yang terbaik.
Entah apa maksud dari pernyataan negara gagal, sebuah kritik atau masukan dari Demokrat. Pemerintah pasti tidak punya waktu untuk menanggapi pernyataan itu, karena akan menurunkan imun dan tidak menggangu konsentrasi pemerintah dalam menghadapi kerja keras PPKM Darurat. Pemerintah terus mengingatkan seluruh masyarakat Jawa-bali untuk diam di rumah, tidak melakukan kerumunan, dan selalu melakukan protokol kesehatan, karena ini urusan bersama dan kepentingan bersama.
“Penanganan sudah setahun, segala hal harusnya sudah diantisipasi, di India saja bisa diantisipasi, bukan dadakan. Pemerintah mestinya mempersiapan lebih matang. Misalnya, pemenuhan kebutuhan tabung oksigen yang sempat langka, kepastian vaksin tidak efektif kenapa dipakai terus? Akses, daerah mana yang lebih diutamakan di vaksin, agar rakyat ada kepastian,” ujarnya Benny dalam kompas tv, Rabu (7/7/2021)
Dia bicara hanya karena memiliki pikiran yang sempit dan hati tertutup, jika berbicara mengenai vaksin, pemerintah telah menyusul jadwal, tidak saja untuk dewasa dan anak-anak, ibu hamil dan menyusui, pemerintah mengharapkan dari semua pihak, baik partai dan masyarakat bekerja sama. Semua ini dilakukan adalah upaya dan program pemerintah untuk menyelamatkan nyama manusia.
Mengenai tabung oksigen yang dipertanyakan Benny, Ali Mochtar Ngabalin, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) menjelaskan, Indonesia sumbang tabung oksigen adalah soladiritas Indonesia terhadap India, bagian dari kesepakatan Indonesia pada dunia. seluruh dunia punya komitmen itu dan DPR tahu akan itu. “Jadi kalau itu diangkat sebagai isu dalam negeri, kita nanti malu. Yang sekarang ditekan itu bagaimana bahu membahu dan pemerintah tidak dtinggal diam bagaimana menyelamatkan rakyat Indonesia,” tegasnya.
Saat ini, tabung oksigen pun telah tersedia di posko, seluruh rumah sakit Jabidetabek bisa mengambil gratis dengan sistem isi ulang di Monas. Tabung oksigen ini adalah sumbangan dari PT Krakatau Steel. Perusahaan BUMN lain seperti PT Pertamina pun banyak memberikan sumbangan untuk menangani pandemi ini.
Jadi apa yang dikatakan Ibas tak mendasar. Demokrat bukan membantui kerja pemerintah, malah menjadi partai yang selalu memberikan pernyataan negatif tentang pemerintah. Opini ini yang membuat masyarakat tidak percaya apa yang dilakukan pemerintah. Harusnya semua bahu-membahu membantu pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 yang entah kapan berakhirnya.