Ekonom Senior DR Rizal Ramli, sangat kontroversial dan kuat aroma dan haus pencitraan, padahal rekam jejaknya tak pernah tuntuas jadi mentri di era Gus Dur dan Jokowi, artinya dia tidak bisa memberikan yang trbaik pada pimpinan bangsa dan negara. Kali ini, kembali buka suara usulannya untuk dilakukan lockdown di tengah lonjakan kasus Covid-19.
Rizal sebelumnya menyarankan agar pemerintah menerapkan kebijakan lockdown selama satu sampai dua bulan untuk menekan angka kasus Covid-19, tapi pemerintah harus menjamin pangan dan obat masyarakat selama dua hingga empat bulan.
“Saran Rizal Ramli hadapi lonjakan Covid-19,” demikian tulis Rizal dalam akun Twitter pribadinya dikutip Galamedia Jumat (9/6/2021).
“1. Lockdown 1-2 bulan 2. Jamin makanan dan obat-obatan untuk Rakyat selama 2-4 bulan 3. Tingkatkan vaksinasi hingga 3 kali lipat,”
“4. Gunakan gedung DPR/DPRD seluruh Indonesia untuk perawatan pasien covid-19,” sambungnya.
Lockdown 1-2 bulan? Hanya orang sakit hati yang mengeluarkan usulan seperti itu. PPKM Darurt saja, warga banyak yang tidak bisa diatur, apalagi lockdown. Asal bicara tidak melihat dampak dan karakter rakyat Indonesia yang banyak ngeyel susah diatur.
Eks Menko Maritim itu, memang selama ini kerap mengkritik berbagai kebijakan yang diambil oleh pemerintah termasuk dalam penanganan Covid-19. Gayanya Rizal seakan dia mampu mengelola dan mengurus negara. Jadi menteri aja selalu dipecat, sok-sok an kasih solusi. Jika meminjam komentar JK, Rizal Ramli tidak mengerti persoalan dan suka marah-marah hingga menyebut orang dengan nama binatang. “Jadi, Rizal ini mungkin pintar tapi tidak bisa pimpin orang,” ungkap Jusuf Kalla, Senin (13/6/2021)
Ia lalu menyinggung soal Rizal Ramli yang sempat diangkat sebagai Menko Bidang Maritim dan Sumber Daya Indonesia pada periode pertama Jokowi. “Nah, waktu zamannya Jokowi, tidak pernah diperhitungkan juga. Hanya karena kasihan Pak Luhut yang datangi terus, ya akhirnya jadi Menko, itupun hanya 10 bulan,” ujarnya.
Menurut Jusuf Kalla, jabatan itu singkat karena para menteri tidak mau menghadiri rapat jika ada Rizal Ramli. “Tidak ada yang hadir kalau dipanggil rapat, hanya dikirim Dirjennya saja. Karena tidak bisa pimpin orang. Jadi, ngomongnya besar, menganggap diri pintar, tapi tidak bisa pimpin orang,” kata dia.
Orang macam itu, kini berulang mengkritik pemerintah seakan-akan dia tahu segala dan pandai menyelesaikan masalah. Dia beruang kali memberikan stetment ngawur, menyebarkan fitnah dan hoax. tidak ada pertanggungjawbaan sebagai akademisi.
Pertama, menuduh menggunakan dana haji untuk pembangunan infrastrujtur, diucapkan berkali-kali dan disebar oleh pendukungnnya. Pada saat Anggito Abimanyu, Kepala Badan Pelaksana Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) menjelaskan dana haji dikelola secara transparan dan tidak satu rupiah pun digunakan untuk infrastruktur serta selalu di audit BPK. Seperti biasa, ketika komentar terbantahkan, Rizal Ramli cuek saja, tak meminta maaf. Tentunya Rakyat Indonesia lebih percaya Anggoto daripada seorang Rizal Ramli.
Rizal bertemu KAMI Aksi Selamatkan Indonesia, dia memaksa jokowi turun dari jabatan daripada di paksa. Karena yang mengucapkan Ramli jadi ga ada yang mendengarkan. Apa yang dipakai sebagai dasar Rizal Ramli sebagai alasannya agar Jokowi lengser? Tapi karena dia mengatakan pada orang-orang yang anti pemerintah, jadi mereka percaya. Setelah itu, tak terjadi apa-apa, riak pun tidak. Steatment permintaan mundur hilang tertiup angin.
Juga komentar dia tentang utang Indonesia, jumbo dia anggap sri mulyani tidak becus. Bayangkan Sri Mulyani yang pernah menjadi Direktur Bank Dunia dan menjadi menteri di beberapa presiden di kritik oleh kapasitas Rizal Ramli, seorang Menteri pecatan dua kali. Ga level, utang sudah diatur maksimal 30 persen, ini masih jauh.
“Omongan Rizal Ramli bicara di depan orang-orang bodoh pasti dipercaya omongannya,” ujar Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Anak Bangsa, Rudi S. Kamri, dalam siaran Kanal Anak Bangsa TV, beberapa waktu lalu.
Sebaiknya Rizal Ramli kembali ke marwahnya, jangan suka menyebarkan nasrasi hoax, bisa jadi bumerang. Rakyat ini tak bodoh. Ambisusnya menghilangankan akal dan nalar. Rizal duduk manis layaknya seorang doktor akan jauh lebih baik daripada sering menyudutkan dan sarah arah, semua salah Jokowi. Rizal Sudah tak bisa kerja ditambah post power syndrome.