Satgas Penanganan Covid-19 menyebut DKI Jakarta menjadi provinsi dengan kelurahan terbanyak yang tidak patuh menjaga jarak. Persentasenya bahkan mencapai 48,26 persen, alias nyaris setengah total kelurahan di ibu kota masyarakatnya tidak patuh jaga jarak.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito yang menyebut DKI Jakarta menjadi provinsi paling tidak patuh dalam jaga jarak. Hal itu, berdasarkan hasil monitoring protokol kesehatan satu minggu terakhir. Ketidakpatuhan warga DKI dalam menjaga jarak mencapai 48,26 persen.
“Untuk desa kelurahan yang tidak patuh menjaga jarak, DKI Jakarta menjadi provinsi dengan kelurahan yang paling banyak, yaitu 48,26% atau hampir setengah kelurahan di DKI Jakarta masyarakatnya tidak patuh dalam menjaga jarak,” ujar Wiku.
Melihat sistem kerja Anies Baswedan maka hal ini memang tak heran dengan kabar DKI Jakarta menjadi provinsi paling tak patuh jaga jarak. Sebab, Gubernur DKI Jakarta memang tak bisa kerja. Tidak hanya masalah itu saja, dalam mengatasi Covid-19 yang semakin menggila, Anies bukannya melakukan penyuluhan atau pendekatan kepada warganya tapi malah dua kali jalan-jalan ke pemakaman korban pandemi.
Anies pun pernah terlihat di tempat pengrajin atau suaha peti mati, entah apa yang dia lakukan di sana, apa karena bingung harus melakukan sesuatu disaat pandemi menghantam Jakarta. Atau dia melakukan penyuluhan dengan cara menakut-nakuti warganya dengan pergi ke tempat peristirahan terakhir para korban.
Ketika ada tempat kremasi yang mahal pun Anies tak mengetahui, dia hanya melakukan pencitraan yang terlihat di depan mata. Mayat pun dijadikan jalan untuk pencitraan. Sementara tempat kremasi akhirnya luput dari pengetahuannya.
Selain tak bisa kerja, Anies ini memang tak bisa mengatur anggaran. Banyak anggaran yang terbuang percuma, baik kelebihan bayar hingga terbuang dengan program ga jelas. Bongkar pasang adalah keahlian Anies.
Sekarang dampaknya, Jakarta ketika ditinggalkan oleh gubernur sebelumnya tertata dan rapih, kini berantakan tidak jelas. Sampai warganya pun tak terurus. Sekalinya bekerja karena dipanggil Jokowi, dia malah minta sumbangan ke warga memberikan peralatan pel untuk rukan di Jaktim. Ketika warganya tak memberi sumbangan, dia malah melakukan hal yang memalukan, minta sumbangan ke Kedutaan Asing. Buat marah Menteri Luar Negeri dan bikin malu bangsa Indonesia.
Kini setelah mendapat predikat sebagai wilayah yang terbanyak tak menjaga jarak, Anies pun masih belum ada pergerakan agar warganya lebih memahami bahaya penularan Covid-19. Bayangkan orang seperti ini berambisi menjadi presiden. Engga banget!!