Jabatan Anies si gabener jakarta tinggal satu tahun lagi. Namun, banyak proyek pamungkas Anies dimasa kampanye dulu sepertinya tidak akan terwujud. Ini bukti bahwa Anies memang tidak kompeten. Targetnya banyak yang kurang, yang lebih itu hanya lebih bayar.
Anies hanya bisa menebar pesona dengan janji yang bobastis, agar masyarakat terbuai. Yang tidak punya nalar, cuma mabuk dibuai agama, langsung terpengaruh. Setelah itu kecewa dan hanya bisa gigit jari
Salah satunya seperti program rumah DP nol rupiah Anies. Tidak selalu terjangkau karena banyak calon pembeli yang tidak lolos pensyaratan administransi. Awalnya dia menjanjikan prosesnya akan mudah, nyatanya sulit. Dan awalnya katanya murah, ternyata banyak yang tidak bisa beli.
Pada Jumat kemarin, Anies melantik 13 Pejabat Tinggi Pratama baru untuk melaksanakan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) dan janji-janji kampanyenya.
Kalau basa awamnya, melantik pejabat baru agar minimal program yang sudah dipangkas dapat diselesaikan. Minimal tidak malu-malu amat di ujung nanti. Ketimbang gagal total dan jadi penilaian buruk buat Anies
Salah satu strategi yang akan dijalankan adalah fokus pada kemitraan dengan pengembang swasta yang memiliki unit rumah yang belum terjual. Unit tersebut kemudian akan dijual ke pasaran dengan skema pembayaran DP Rp 0.
“Jadi sekarang kita identifikasi swasta-swasta mana yang punya unit yang istilahnya belum bisa terjual dan unit speknya memenuhi kriteria pasar DP 0. Nanti kita coba akan kerjasamakan dengan skema pembiayaan DP 0,” kata Sarjoko.
Saat ini, ada beberapa pembangunan rumah DP Rp 0 yang sedang dikerjakan Oleh PD Sarana Jaya, di antaranya berlokasi di Pondok Kelapa dan Cilangkap, Jakarta Timur.
Pemprov DKI belum berniat untuk mengembangkan bangunan baru. Rencana ini sudah berantakak sejak penjualan rumah tidak begitu memuaskan. Awalnya, target pambangunan rumah mencapai jumlah 250.00 unit, tapi target ini kemudian direvisi menjadi 29.336 unit.
Target yang sudah dipangkas itu pun tampak sangat sulit untuk dipenuhi. Alasannya adalah baru ada 942 unit rumah DP Rp 0 yang tersedia di tiga tempat berbeda. Rinciannya adalah di Nuansa Pondok Kelapa 780 unit, Perumnas Kemayoran 38 unit, dan Perumnas Setraland Cengkareng 124 unit.
942/29.336 × 100% = 3,2 persen. Artinya mengejar target yang sudah dipeloroti habis-habisan pun bakal menjadi pekerjaan berat karena baru mencapai 3,2 persen. Masih ada 30 kali lipat yang belum terselesaikan.
Menurut kalkulasi terbaru Pemprov DKI, mereka hanya akan bisa menyediakan 2.777 unit bangunan dengan skema pembiayaan DP Rp 0.
Sisa 1.835 unit lainnya adalah, Tower Swasana Pondok Kelapa 400 unit, Nuansa Cilangkap 860 unit, Pasar Senen Blok VI 540 unit, Mahata Lenteng Agung 35 unit. Semuanya sedang dalam proses pembangunan dan diperkirakan rampung pada 2022.
Harusnya jangan tanggung kalau tidak malu. Turunkan target pembangunan rumah jadi 1.000 unit saja. Kemudian yang terbangun sekitar 3.000 unit. Maka ini namanya kelebihan bangun. Luar biasa toh? Lalu gunakan pemelintiran kata-kata.
Target 1.000 unit, Anies malah membangun 3.000 unit. Jadikan itu sebagai prestasi hebat, difokuskan ke baliho, kepak sayap kelebihan bangun rumah.
Bagi yang selama ini memilih Anies karena berharap dapat beli rumah dengan harga terjangkau, yang merasa solusi dari Ahok kalah hebat, silakan gigit jari. Prihatin sih, tapi mau bagaimana lagi. 4 tahun menunggu tanpa hasil. Harus tunggu setahun lagi sambil gigit jari.