
Anies Baswedan, sebagai Gubernur DKI selama ini sudah terkenal dengan lihai penata kata, kali ini dia mendapatkan predikat terbaru harusnya menjadi tamparan dirinya, yaitu DKI Jakarta dinobatkan menjadi tata kota terburuk di dunia. Hal ini berdasarkan hasil riset dari perusahaan konsultasn Verisk Maplecraft.
Jakarta adalah kota paling berisiko tertinggi hingga ekstrim. Mengalami dampak karena kombinasi polusi, persediaan air yang menipis, tekanan panas yang ekstrim, bahaya alam dan kerentanan terhadap perubahan iklim. Keparahan Kota Jakarta ternayata mengalahkan India, yang terkenal dengan polusi terburuk udara terburuk di dunia.
Anies mendapat tambahan gelar, ini luar biasa, selama ini dia juara pertama terbaik dalam kata-kata, sangat biasa, karena jago ngeles dan buat narasi, sampai mencari kanbing hitam untuk dijadikan “tumbal” dari hasil kerjanya yang tidak becus.
Mulai 2017 tidak ada penantaan kota dan perbaikan yang signifikan yang dilakukan oleh Anies, malah sebaliknya, membangun trotoar yang lebih besar memotong luas jalan, contoh Cikini, jalan lebar menjadi sempit karena trotoar yang sangat lebar, dampaknya macet.
Anies memang banyak melakukan pembangunan dan niat mempercantik Kota Jakarta, tapi lagi-lagi tak berkonsep, ujung-ujungnya hanya buang anggaran. Bongkat pasang salah satu hobi seorang Anies. Contohnya jalur sepeda, sudah mengeluarkan dana ratusan juta, akhirnya terbuang sia-sia.
Padahal sebagai Gubernur DKI Jakarta, dia hanya memipin enam wilayah kota dan satu Kabupaten Kepualuan Seribu. Kepala wilayah ini dipilih langsung oleh Anies, harusnya mereka pun dapat membantu Anies bekerja menata kota, tapi hasilnya ternyata seperti tidak ada koordinasi. Jakarta menjadi julukan kota terburuk. Ini tentu memalukan, karena ibu kota Indonesia.
Dengan julukan tersebut, bisa dikatakan memang Anies selain tidak bisa kelola anggaran pemerintahan dengan baik, juga tidak mampu menata kota di Jakarta. Tak hanya penataan, amburadulnya kota Jakarta juga terlihat dari lalu lintas yang tidak diatur dengan baik. Era Anieslah yang membolehkan sepeda motor masuk ke jalur protokol, jalan utama yang harusnya streril dari sepeda motor.
Anies memang tidak memiliki rencana yang matang, tak salah jika Jakarta dijuluki Kota terburuk di dunia. Dari program yang tak satupun terbukti yang dapat dinikmati dan dirasakan hasilnya, sampai janji politik yang tak mungkin lagi bisa diwujudkan, dan yang sangat membuat kita terpukul, anggaran yang puluhan triliun rupiah sebagai aset yang seharusnya digunakan untuk percepatan pembangunan menguap entah kemana.
Seharusnya lembaga-lembaga anti rasuah segera memproses kasus ini secepatnya, mengingat jabatan kepemimpinannya sebagai kepala daerah, sudah berada di penghujung masa jabatannya. Semoga KPK dapat menyelesaikan berbagai kasus yang terjadi di Jakarta dan dapat menyeret Anies untuk mempertanggungjawabkan semua.