‘Cawapres’ Novel Bamukmin masih menggebu-gebu unjuk gigi dalam menanggapi tantangan untuk mendirikan sebuah partai oleh politikus PDI Perjuangan, Kapitra Ampera
Novel berpendapat bahwa pada saat ini pihaknya belum memikirkan bahkan berambisi untuk mendirikan partai sendiri. Alasannya karena biaya membuat partai politik cukup besar. Selain itu, ia menegaskan, untuk mengawal NKRI tak perlu membuat sebuah partai politik.
Apakah Novel maju sebagai pendamping Anies Baswedan melalui jalur independen? Tapi kalau kita ingat pernyataan Sekjen PA 212 ini yang mengatakan bahwa ia didukung 130 juta umat, rasanya bisa maju sebagai orang nomor 2 di negeri ini.
Apalagi Novel dengan percaya diri bilang bahwa ia sangat cocok menjadi pendamping Anies di perhelatan pilpres 2024.
Ada beberapa pertimbangan Novel yakin bisa mendampingi Anies. Pria yang sering memakai sorban ini mengaku bahwa ia memiliki segudang pengalaman serta prestasi di banyak organisasi, dan menjabat sebagai pimpinan pusat nasional.
Terus kalau pernah menjabat menjadi pimpinan tinggi di level nasional, apa Anies mau calon pendampingnya Novel? Jadi calon legislatif aja gagal, eh sekarang berhalusinasi mau jadi wakil presiden. Tapi gapapa lah biar Novel terhibur dengan halusinasi sendiri.
Adapun Novel Bamukmin memberikan pendapat lain mengenai pendirian partai. Ia mengatakan tak ada satu partai politik pun yang kini berada di koalisi pemerintah sungguh-sungguh memikirkan rakyat. Dalam hal ini, saya juga tidak yakin apabila PA 212 mendirikan partai politik akan berpihak kepada rakyat.
Selain itu, Novel Bamukmin menilai bahwa partai yang diketuai oleh Megawati, PDI Perjuangan sebagai partai sarang koruptor. Ini mengakibatkan kepentingan rakyat ditinggalkan termasuk aspirasi umat Islam.
Umat Islam yang mana, pel? Kalau umat Islam yang berpaham radikal ngapain menerima aspirasinya? Tidak usah baper kalau gerombolan ente tidak diperhitungkan dalam membangun bangsa ini. Masih banyak umat Islam yang lain memiliki akal yang sehat untuk memajukan bangsa dan negara ini.