Berpoligami, itulah anjuran yang disarankan oleh partai ini. PKS menganjurkan kadernya yang siap secara materiil untuk menikahkahi janda. Terdengar nyeleneh memang, tapi begitulah kerjaan parpol satu ini. Membungkus keinginan syahwat dengan dalil yang dibolehkan oleh agama.
PKS memperbolehkan poligami dengan alasan untuk membantu anak yatim dan janda dikala pandemi yang menimpa saat ini.
Namun anjuran nyeleneh tersebut sekarang mereka cabut karena menimbulkan kegaduhan dalam masyarakat, bagaimana tidak, banyak wanita-wanita yang tidak setuju dengan anjuran tersebut, seperti yang diutarakan komunitas #SaveJanda. Komunitas ini mengecam PKS karena membuat stigma negatif terhadap status janda, “Sebagai partai politik, seharusnya PKS lebih peka terhadap beban berlapis yang dialami perempuan berstatus janda di Indonesia akibat stigma negatif terhadap mereka,” kata pendiri Komunitas #SaveJanda Mutiara Proehoeman.
Berpoligami bukan sebuah solusi untuk membantu para janda-janda yang membutuhkan, lebih baik membuat program pelatihan dan pemberdayaan untuk membantu mereka yang membutuhkan.
Meskipun dalam Islam memang diperbolehkan untuk berpoligami dan Nabi Muhammud pun mempunyai lebih dari satu istri. Dan balik lagi dalam konteksnya, Nabi orang yang mulia, namun apakah kader-kader PKS sanggup berlaku adil kepada para istri-istri mereka? Saya dengan yakin menyebut mereka tidak sanggup.
Dengan dibatalkannya anjuran tersebut, PKS seperti terlihat tidak konsisten dengan tujuan mereka, memang sebuah blunder yang tak bisa dihiraukan lagi. Memangnya tidak dikaji dulu apakah anjuran poligami ini akan diterima dalam masyarakat atau tidak. Dan terjadilah kegaduhan ini akibat aturan yang asal dikeluarkannya itu.
Kita tunggu saja apa aturan nyeleh yang dikeluarkan oleh partai satu ini.