Sebetulnya tidak heran jika ormas-ormas seperti FPI menjadi daftar hitam pada media sosial Facebook. Toh kerjaan mereka di sosmed lebih sering mengandung unsur ujaran kebencian dari pada perdamaian. Belum lagi Rizieq, Munarman dan Novel Bamukmin yang secara personal masuk daftar hitam dalam Facebook tersebut.
Memang Facebook sudah memulai untuk mem-blacklist akun-akun yang dianggap memposting konten-konten yang bersifat ujaran kebencian. Ujaran kebencian yang dimaksud termasuk dalam terorisme, agama, suku antar golongan maupun rasisme.
Tidak heran memang tipe karakter anggota ormas macam FPI ini sering kali membuat kesimpulan tanpa melihat riset sebelumnya. Mereka seakan-akan sebagai pihak yang membela rakyat, padahal aksi mereka itu terkadang meresahkan.
Maka tidak heran ormas seperti FPI menjadi organisasi terlarang di Indonesia layaknya PKI dan organisasi terlarang lainnya. Meskipun mereka berganti nama pun tetap sama, ibarat ular yang berganti kulit.
Novel Bamukmin pun mengomentari akunnya yang sudah di take down oleh Facebook itu. Ia berkata “Facebook sudah salah sikap atau terlalu lebay,” katanya. Padahal memang kerjaan Novel ini memang sering menggiring opini kebencian. Tidak heran jika Novel sekarang tidak bisa mengakses Facebook.
Mereka sih bilang terdepan dalam aksi kemanusiaan, aksi kemanusiaan yang mana? aksi mereka jauh dari kata kemanusiaan. Kericuhan iya. Belum lagi mereka membuat demo yang berjilid itu untuk menyerang pihak tertentu.
Nasi sudah menjadi bubur, FPI sudah dibubarkan pemerintah. Selayaknya saat ini kita sudah hidup damai tanpa adanya usikan dan caci maki dari mereka.