Menjadi pemimpin tidak lah mudah, banyak pemimpin yang tidak becus dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin. Banyak kasus-kasus di Indonesia pemimpin yang gagal dalam melaksanakan janji-janjinya. Tidak usah jauh-jauh, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merupakan contoh yang sangat pas sebagai pemimpin yang gagal. Bagaimana tidak, semenjak menjadi gubernur DKI banyak program tidak sejalan dengan apa yang dijanjikan. Itu baru satu contoh pemimpin yang gagal dan masih ada banyak lagi.
Memang pengalaman merupakan modal utama dari seorang pemimpin. Jam terbang memang tidak bisa dipungkiri, namun bisa menjadi sebaliknya.
Baru-baru ini Agus anak dari Pepo dijagokan oleh partainya untuk mencapreskan diri pada 2024 mendatang. Usulan sih sah-sah saja, yang jadi pernyataan adalah layakkah seorang Agus menjadi Presiden Republik Indonesia? Sepertinya anggapan tersebut menjadi tanda tanya besar di masyarakat.
Meskipun Agus hanya sebagai calon alternatif, tetap saja membuat perut ini sakit karena tertawa terbahak-bahak. Agus tidak mempunyai pengalaman sebagai pemimpin. Partainya saja terbelah menjadi dua dan Agus ini mengambil sikap yang otoriter karena telah mengintimidasi sanksi-sanksi kader demokrat untuk mencabut gugatan AD/ART.
Dari kasus tersebut bisa dijadikan sebagai ukuran terhadap sikap yang diambil Agus, Agus kerap terlihat cengeng ketika dihadapi sebuah permasalahan.
Kubu demokrat seakan tidak mempunyai opsi lain saja karena menjagokan Agus sebagai calon presiden yang mereka usulkan. Sepertinya untuk menjadi presiden, Agus sangat-sangat tidak kompeten, mungkin bisa dimulai dari bawah dulu seperti walikota, bupati atau gubernur terlebih dahulu. Jangan tiba-tiba menyasar sebagai calon presiden, itu namanya halu. Wong belum juga terbukti sebagai pemimpin yang amanah.
Kalau memang kebelet jadi pemimpin dan susah untuk mengincar kursi walikota atau gubernur, Agus bisa mencicipi sebagai ketua RT/RW terlebih dahulu. Hitung-hitung melebarkan jam terbang kan Gus?