Reuni 212 hanya menyisakan beberapa minggu lagi, namun banyak anggotanya yang sudah menyebarkan informasi mengenai aksi ini.
Memang reuni 212 ini membuat masyarakat kesal, bagaimana tidak, dengan adanya aksi ini, banyak jalanan di Jakarta yang tersendat oleh mobilitas kaum-kaum kadrun.
Sebetulnya tidak diketahui pasti alasan digerakkannya massa ini, agenda sebenarnya hanya reuni biasa, namun sepertinya ada agenda khusus yang tidak disebutkan secara rinci. Terdapat informasi yang menyebutkan bahwa reuni menjadi ajang penyaluran suara FPI dan HTI. Memang anggota 212 ini memang memiliki kedekatan dengan dua organisasi terlarang tersebut.
Maka tidak heran banyak golongan masyarakat yang memboikot aksi reuni yang digagas oleh kadrun itu. Cuitan dengan hastag #TolakReuniKadrun212 menjadi trending di dunia twitter. Berbagai LSM dan masyarakat menolak aksi yang berkemungkinan besar membuat kisruh ini.
Dari hasil survey tersebut sudah ditandatangani oleh 1.338 dari 1.500 target yang telah ditetapkan.
Dengan begitu banyaknya masyarakat yang setuju dengan pemboikotan reuni ini, banyak golongan masyarakat yang menolak reuni yang digelar oleh kadrun.
Seperti beberapa cuitan netizen yang menanggapi reuni 212 ini.
“Jika memang gak berguna buat apa reuni yg hanya menimbulkan cluster baru?? Negara sudah menghabiskan ratusan trilyun demi penanganan wabah, masa harus dirusak demi segelintir manusia2 gak berguna tapi ngeyel setinggi langit. #BoikotReuniKadrun,” tulis akun bernama @tukangkomenaja.
“Mohon dengan sangat pada @divhumas_polri untuk tidak memberikan ijin pada reuni pa 212 karena hanya akan membuat kacau ibu kota,” cuit akun bernama @Minietweets_.
Begitu lah tanggapan netizen mengenai reuni 212, memang reuni yang dilaksakan tiap tahun ini tidak sepatutnya digelar, mengingat pandemi COVID-19 masih merajalela, ditambah banyaknya agenda-agenda khusus yang akan kadrun lakukan.
Sebagai masyarakat, sebaiknya kita lebih berhati-hati dengan narasi yang akan disampaikan. Jangan sampai persatuan NKRI tergoyah dengan ormas-ormas yang ingin mengubah pancasila dengan paham radikal.