Siapa yang tidak mengenal FPI, ormas yang sudah dilarang oleh pemerintah ini seolah menaruh bekas dibenak masyarakat, bahwa FPI merupakan ormas yang sering melakukan tindakan kekerasan dan juga provokator kepada kubu yang bersebrangan dengan mereka.
Maka dari itu, karena dianggap mengganggu, ormas ini akhirnya dilarang oleh Pemerintah.
Namun pentolan PA 212 Novel Bamukmin malah menyebut FPI punya peran penting sebagai penjaga negara dan agama.
“Semoga rezim ini sadar bahwa Indonesia punya aset yang besar (FPI) sebagai penjaga negara dan agama,” kata Novel Bamukmin.
Novel mengatakan, selama ini FPI selalu menjadi yang terdepan menjaga negara dan agama. FPI selalu memastikan tak ada tempat buat penjajah dan penghianat agama di negara ini.
Hahaha…terdepan dalam menjaga negara? biang onar iya. Saat FPI ini masih eksis tidak jarang media memberitakan aksi anarkis dari ormas terlarang ini. Itu yang namanya menjaga negara?
Novel ini memang terkenal dengan omongan ngelanturnya. Maka tidak heran jika dirinya sering sekali membuat kontroversi.
Sebetulnya susah jika seseorang sudah menjadi simpatisan, mau salah atau tidak pasti dibela. Sama seperti Novel yang dekat dengan ormas-ormas radikal seperti FPI.
Orang yang ngebet jadi wakil presiden sebetulnya tidak mempunyai kapasitas dalam mempimpin, apalagi menjadi wakil presiden. Dia hanya menumpang nama dalam aksi 212. Kalau ditanya soal prestasi, ya tidak ada. Prestasinya hanya memainkan SARA untuk menjatukan Ahok.
Begitulah cara kerja ormas kadrun ini, mereka hanya menjadi tikus pangganggu. Dengan ocehan mereka soal surga. Nyatanya banyak anggota dari mereka yang sering melakukan tindakan asusila atau pun kekerasan.
Seperti HRS, Bahar yang hari ini menjadi tahanan karena ulah mereka, ulama seperti itukah yang dibutuhkan Indonesia? tentu tidak. Mereka hanya bisa menghina dan menimbulkan polek di tengah masyarakat.