Meskipun sudah selesai ternyata oh ternyata ajang balap tak laku ini meninggalkan cukup banyak masalah yang membuat Pemrov DKI kelabakan.
Salah satunya yang terbaru, adanya temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang menyatakan bahwa PT Jakpro, selaku penyelenggara harus menyerahkan uang tambahan yang dibayarkan sebagai commitment fee.
Ternyata dalam Dokumen Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Tahun Anggaran 2021, BPK menyebutkan, PT Jakpro melakukan renegosiasi dengan pihak Formula E Operation (FEO) sehingga total commitment fee yang harus dibayarkan sebesar 36 juta poundsterling.
Sudah bayar Rp. 560 Miliar, kok masih harus bayar lagi? Berarti selama ini PT Jakpro bohong!
Sudah tak kaget sih kalo Jakpro ini emang tukang bohong. Karena formula e saja dibangun atas kebohongan yang mereka tutup rapat-rapat.
Padahal Anies akan lengser tahun ini tapi pembayaran commitment fee sudah dilakukan untuk 3 tahun gelaran balapan. Masih ada hutang lagi, kan koplak!
Seharusnya uang sebanyak itu bisa dimanfaatkan untuk banyak hal. Salah satunya pengentasan kemiskinan warga Jakarta, yang menurut data BPS angka kemiskinannya meningkat tajam sejak Anies Baswedan menjabat. Banyak yang bisa dilakukan dengan APBD itu untuk warganya.
Bukannya malah dibuang percuma, menggelar balapan yang nggak ada faedahnya sama sekali buat warga. Apa sih efek balapan mobil listrik buat warga DKI? Kampanye green energi? Omong kosong! Warga DKI banyak yang miskin, anak-anak menderita gizi buruk, kekurangan air bersih. Itu yang seharusnya dijadikan skala prioritas. Lalu dengan menggelar balapan semua itu bisa teratasi?