Kualitas udara di Jakarta semakain memburuk, siapa lagi kalo bukan ualah gubernur yang paling hebat sedunia ini, Anies Baswedan.
Lucunya lagi, dia menanggapi kalau polusi di Jakarta ini tidak punya KTP hahahha.
“Ini menggambarkan bahwa kondisi udara di sebuah wilayah tidak terlepas dari wilayah-wilayah yang lain, karena udara, angin, tidak memiliki KTP yang hanya tinggal di tempat tertentu. Ada pergerakan yang begitu luas,” sambungnya.
Apa yang bisa kita perhatikan dari pernyataan AB diatas adalah sebuah pembelaan bahwa jeleknya udara di DKI akibat ulah dari daerah lain juga.
Sebenarnya pernyataan tersebut tidak salah juga dan sah-sah saja, mengingat bahwa DKI memiliki sejumlah daerah penyangga yang bisa membuat kualitas udara Jakarta menjadi yang terburuk di dunia.
Akan tetapi sebenarnya isu lingkungan hidup di Jakarta ini bisa diatasi dengan berbagai solusi, ketimbang hanya membela diri dan tidak berbuat apa-apa.
Antara lain mungkin bisa membuat regulasi sehubungan dengan pembatasan jumlah kendaraan di Jakarta, atau dengan kampanye menggunakan transportasi publik.
Mungkin dengan memperbanyak atau dengan mendorong masyarakat menggunakan transportasi publik secara massal sehingga menghindari pemakaian kendaraan pribadi.
Atau bisa jadi orang enggan naik kendaraan umum karena masalah kenyamanan atu keamaanan, apalagi baru-baru ini ada kasus pelecehan seks di dalam kendaraan umum, ini membuat masyarakat Jakarta menjadi enggan atau trauma naik kendaraan umum.
Solusi lain adalah membuat sebanyak mungkin hutan kota, memang ada Tebet eco park yang dibuat, namun satu taman belum cukup, perlu lebih banyak gebrakan yang dilakukan untuk memperindah kota. Ini sebenarnya tanggung jawab dari kebijakan Gubernur juga.
Coba tanam sebanyak mungkin area hijau atau jangan malah memangkas pohon-pohon di Monas, tetapi buat sebanyak mungkin daerah hijau di sejumlah titik di Jakarta.
Wacana penggunaan sepeda pun kelihatanya hanya sekedar wacana, buktinya pemakaian sepeda di Jakarta hanya sebatas saat car free day saja.
Dalam hal ini mungkin Jakarta bisa belajar dari Beijing yang berhasil menurunkan angka polusi udaranya.
Beijing di masa lalu pernah menempati kota sebagai kota terburuk soal polusi udara di dunia, namun pemerintah daerahnya menggalakan berbagai program sehingga berhasil menekan angka polusi di kota itu.
Membela diri tentu sah-sah saja, apalagi ini mendekati tahun politik dan tentu keburukan suatu kota bisa membuat rating tokoh tertentu menjadi anjlok, karena bagaimana bisa mengatasi sebuah negara, jika tidak bisa mengelola sebuah kota.
Perlu ada gebrakan-gebrakan yang dilakukan, berbagai pekerjaan rumah yang perlu dikerjakan.
Kelihatannya waktu AB banyak dihabiskan untuk menghadiri berbagai macam acara yang bisa membuatnya tampil, di acara ini dan itu. Peresmian ini dan itu.
Coba mulai dari sekarang hingga disisa jabatan sampai Oktober nanti bisa melalukan suatu program yang bisa menekan kualitas buruk udara Jakarta.