Sangat miris memang, terkait kasus penistaan agamanya, Roy Suryo seperti sendirian. Dirinya hanya dibela oleh Lieus Sungkharisma. Mengapa nasib Roy Suryo sungguh mengenaskan? Dia seperti sedang berjuang sendiri dengan ditemani Lieus Sungkharisma. Itu pun cuma sebatas memberikan dukungan moral. Sekalian bantu-bantu bikin narasi umat Budha tidak tersinggung, cuitan Roy Suryo tidak termasuk menista agama, mengaku sebagai perwakilan umat Budha atau Tionghoa.
Coba bandingkan dengan Rizieq. Pendukung fanatiknya bejibun jumlahnya. Saat dia disidang, pendukungnya rela berpanas-panasan di depan pengadilan untuk memberikan dukungan. Tidak jarang terjadi sedikit keributan hingga terpaksa disemprot aparat keamanan.
Di media sosial, pendukungnya juga menyebarkan narasi di mana Rizieq telah dikriminalisasi. Pemerintah zalim dan sangat otoriter. Pemerintah anti Islam dan Islamofobia.
Ditanya soal chat mesum? Imam besarnya lari terbirit-birit ke luar negeri dengan alasan mau menunaikan ibadah umroh dengan rekor terlama di dunia.
Itu pun pendukungnya masih setia dan menunggu. Meski ada kasus chat mesum, pendukungnya tetap tidak percaya. Mereka percaya sebaliknya, Rizieq difitnah dan dibunuh karakternya. Ini adalah konspirasi pemerintah. Mungkin sebagian percaya ini konspirasi alien dari planet antah berantah yang ingin merusak nama baik Rizieq.
Seburuk dan sekotor apa pun nama baik Rizieq karena kasus-kasusnya, pendukungnya tetap banyak. Mereka bahkan tak segan untuk menyembah balihonya. Luar biasa gila, kan?
Bandingkan lagi dengan Ahok. Banyak yang bersimpati padanya. Bahkan dia dikirimi karangan bunga dengan jumlah yang sangat banyak. Itu adalah bukti kecintaan pendukung kepada Ahok. Meski kena kasus, dia seolah diingatkan bahwa dia tidak sendirian.
Tapi Roy Suryo, ah, sungguh mengenaskan hidupnya saat ini. Tokoh yang membantunya hanya Lieus Sungkharisma. Kasihan sekali orang ini, saat susah tidak ada banyak orang yang membela.
Roy Suryo mantan kader di Demokrat, pernah jadi petinggi bahkan pernah jadi menteri di era SBY. Tapi Demokrat kelihatannya tidak ada urusan dengan Roy Suryo. Demokrat tidak bersuara. Suara jangkrik bahkan lebih nyaring, hehehe. Bahkan mantan presiden tidak mengeluarkan kata ‘prihatin’ sedikit pun.
Roy Suryo bikin cuitan terkait meme stupa Candi Borobudur pasti ada sebagian yang mendukung. Ke mana mereka saat Roy Suryo butuh bantuan moral? Kenapa tidak ada simpatisan yang menunggu di depan kantor polisi saat dia jalani pemeriksaan?
Apa mereka tidak kasihan dengan Roy Suryo yang saking syoknya sampai harus muntah dan hampir pingsan, duduk di kursi roda dan pakai penyangga leher medis? Saya yakin Roy pasti panik, gelisah dan tidak nyenyak tidurnya saat berstatus tersangka.
Roy kini seperti single fighter dibantu kuasa hukum. Tidak ada hal yang menyedihkan selain kesepian ketika dirundung masalah besar. Dibantu Lieus pun percuma saja. Memangnya bisa apa bapak satu ini? Paling cuma koar-koar dan teriak tak jelas untuk cari perhatian lalu capek sendiri dan menghilang.
Dua kali diperiksa, Roy Suryo masih belum ditahan hanya karena alasan dia kooperatif. Mari kita lihat, mau berapa kali diperiksa hingga dinyatakan layak ditahan. Polisi pun jangan sungkan-sungkan lah. Namanya tersangka cepat atau lambat pasti akan ditahan. Jangan karena masalah kursi roda dan penyangga leher lantas dikasihani.
Lihat kembali berbagai cuitannya di Twitter, maka kita paham kenapa Roy Suryo layak mendapatkan balasan setimpal. Itu pun masalah karena ulah sendiri yang keceplosan. Nasibmu lah dik.