Hari ini, kelompok yang terkenal dengan julukan kadrun sedang berkumpul. Katanya sih ini adalah gerakan alumni dan disebut sebagai alumni 212.
Selama ini yang disebut alumni adalah mereka yang menempuh jalur pendidikan bertahun-tahun, misalnya Alumni Sekolah Dasar hingga sampai Alumni Perguruan Tinggi.
Demo 212 adalah sebuah gerakan tunggangan politik untuk meraih kekuasaan dunia semata, tapi dibalut dengan label akhirat.
Saat itu jelas sekali bahwa massa yang dimobilisasi adalah upaya untuk menjatuhkan Ahok, yang sangat terkenal dengan kerasnya melawan tindakan-tindakan koruptif di DKI. Sehingga kalau Ahok dibiarkan melanggeng hingga sampai pada level menjadi Presiden, maka banyak bandar yang galau dan gusar.
Jadi orang-orang seperti Ahok itu tidak boleh mendapatkan kekuasaan, sebab kalau itu terjadi, banyak bandar yang selama ini telah mendapatkan kekayaan dari cara-cara yang tidak sehat akan berkurang kekayaannya, bahkan rugi besar.
Bahkan Ahok dulu pernah berkata dengan tegas bahwa para koruptor itu wajib dimiskinkan. Mendengar ini, kan mereka para bandar langsung naik pitam dan merasa was-was.
Para bandar ini jelas-jelas tidak ingin mendahulukan kepentingan rakyat, tapi mendahulukan pundi-pundi bisnisnya. Para bandar keji ini tidak ingin rakyat benar-benar sejahtera.
Nah, para bandar itu menggunakan segala cara agar orang-orang seperti Ahok jangan sampai berkuasa. Dan kebetulan sekali Ahok ini berbeda dengan mereka, maka sangat empuk dijadikan sasaran. Iya! Mereka teriak “Cina dan kafir”
Dan bukan cuma teriakan itu saja, ada banyak teriakan-teriakan yang jelas-jelas tidak mencerminkan akhlak para nabi. Dan kita telah menyaksikan bagaimana cara-cara mereka itu begitu brutal, bahkan ada yang sudah seperti gaya ISIS, atau mungkin adalah bagian dari ISIS yang teriakannya begitu sadis “Penggal kepalanya, bunuh bunuh!!!” dan lainnya.
Jadi jelas sekali demo 212 dengan segala peringatannya adalah gerakan yang tidak bermanfaat sama sekali. Gerakan ini menguras tenaga aparat. Apalagi akhir-akhir aparat butuh konsentrasi yang tinggi untuk memulihkan nama baik institusinya.
Setelah kasus Sambo, rupa-rupanya banyak kasus-kasus lain yang akan terkuak ke permukaan. Jadi institusi kepolisian butuh energi besar untuk membersihkan dirinya dari banyaknya hal-hal yang berbau tidak enak itu.
Demo 212 hanya buang-buang anggaran saja dan bikin macet. Jelas sekali tidak ada manfaatnya. Padahal kalau mereka ini memang adalah spirit Islam, tentu saja ada banyak masalah-masalah di masyarakat yang bisa jadi fokus utamanya sehingga gerakan ini bermanfaat.
Namun sayangnya, mereka ini hanya menggunakan label agama saja, merasa paling ber-Islam. Merasa paling paham agama ini, dan bahkan sepertinya mereka ini merasa paling suci.
Mereka ini merasa paling hebat, arogan, karena merasa paling banyak jumlahnya, sehingga dengan begitu mereka berhitung bahwa mereka akan bisa menekan pemerintah. Sekali lagi, jelas-jelas mereka ini adalah sekelompok pengangguran yang berjubah agama.
Demo 212 dan segala variannya adalah lahan pekerjaan bagi para pengangguran ini. Tanpa ini, mereka pun tak eksis dan tak dikenal oleh umat. Ketika tidak dikenal lagi oleh umat, maka darimana lagi akan mendapatkan proyek-proyek?
Kan lumayan kalau kerja hanya beberapa jam saja, pegang mic di atas mimbar, habis itu akan ada reward dengan berbagai tawaran dari para bandar kan?
Apalagi sekarang sudah akan memasuki tahun politik, sangat jelas bahwa ini semua bukan soal bagaimana agama memberi manfaat untuk kehidupan sehingga disebut rahmatan lil alamin, tapi mereka hanya bertopeng agama karena mereka sulit bersaing di bidang lain, dan dengan dalih agama juga, jualan “air ludah” pun sangat gampang, apalagi masih banyak umat yang masih terjaga kebodohannya, masih banyak umat yang merawat kebodohannya itu sehingga masih setia gabung di gerakan unfaedah ini.
Para pentolan 212 ini sejatinya tidak akan pernah peduli pada kehidupan sosial umat. Ketika ada umat yang sengsara, mereka hanya berkata “Sabar, ini adalah ujian” Sementara para pentolannya ini hidup di rumah yang mewah, kendaraan yang istimewa, dan bahkan didampingi oleh istri-istri yang mulus maknyus bikin terpuaskan setiap hari. Wow.. Kak Ema…ohh… no yess.. oh no yess…
Jadi berharap semoga gerakan ini punah. Dan berharap juga semoga banyak umat yang sadar bahwa selama ini mereka telah dibodoh-bodohi. Sehingga dengan begini negara makin maju dan makmur.
Kelompok 212 yang terkenal dengan julukan kadrun, sudah sering membuat masalah di negeri ini. Kemarin soal bantuan di Cianjur dan label gereja dicabut, juga bikin gaduh. Dan sudah bisa dipastikan bahwa mereka itu adalah bagian dari kelompok yang merasa paling paham agama, merasa yang berhak mengatur siapa saja yang bisa berbuat baik. 212 benar-benar koplak kan?
Beberapa waktu lalu, ACT yang dikenal sebagai pengumpul sumbangan pun sangat bermasalah. Dan kita tahu bahwa ACT juga bagian dari 212 kan?
Dan kemarin lagi atau beberapa hari yang lalu, ada salah satu umat yang membawa linggis ke suatu Bank di Kembangan dan teriak di depan bank itu “Ini Riba! Ini Riba!” Sepertinya ini adalah ciri khas umat 212, yang dibiarkan jadi bodoh dan goblok yang tidak terbatas.
Dan bahkan ada yang lagi sholat di tengah jalan ramai, atau bahkan ada yang sholat di halaman parkir gereja, dan juga ada yang sholat di dalam kereta yang sedang berjalan. Sok paling sholeh padahal semua fikih dalam agama Islam itu ada aturan mainnya, ada tata cara dan syaratnya, dan itu dibutuhkan nalar untuk memahaminya, jadi bukan sekedar tampil sholeh atau sholehah begitu saja.
Nah 212 itu begitu, dungu kuadrat atau murakkab tapi memaksakan kehendaknya makanya jadinya brutal, yang pada akhirnya lari dari spirit Islam.