Setiap tahun publik dibuat terhenyak dengan melimpahnya APBD DKI Jakarta yang bernilai sangat tinggi jika dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Indonesia. Namun, tampaknya angka puluhan triliun itu gagal dikelola dengan baik selama Anies memerintah di Jakarta sejak 2017 hingga 2022 lalu … termasuk menolong anak-anak usia sekolah dasar (SD) agar tidak putus sekolah.
Saya terkejut (tapi sedikit saja) membaca rilisan data angka putus sekolah anak SD pada 2020/2021 dari laman katadata.co.id yang dimunculkan pada akhir Mei 2022 khususnya di seantero DKI Jakarta. Provinsi yang kala itu dipimpin eks Mendikbud yang dipecat oleh Presiden Jokowi itu menempati posisi puncak dengan 0,69 persen!
Jika angka tadi belum tampak mengerikan, bandingkan dengan Papua Barat yang ada di kisaran 0,3 persen dan Papua hanya 0,28 persen. dengan rata-rata nasional hanya 0,18 persen!
Inilah yang sempat dipertanyakan oleh kader PSI sambil membandingkan angka di APBD DKI Jakarta yang bejibun itu.
“APBD DKI tahun 2021 itu kan Rp. 62,3 triliun, terbesar di Indonesia, kok bisa-bisanya siswa SD yang putus sekolah di DKI tertinggi di Indonesia?Apa sih yang kurang buat DKI? Orang-orang pintar bejibun di DKI. Gubernurnya mantan Menteri Pendidikan, mau nyapres pula. Sekali lagi kok bisa angka putus sekolah siswa SD di DKI tertinggi di Indonesia? Ini kan ibu kota!” tanya Furqan AMC, jubir PSI beberapa waktu lalu.
Biar semakin semangat bacanya, berikut saya tampilkan 10 provinsi teratas dengan angka putus sekolah tingkat SD tertinggi di Indonesia:
- DKI Jakarta 0,69
- Kalimantan Utara 0,42
- Gorontalo 0,31
- Papua Barat 0,3
- Sulawesi Selatan 0,28
- Maluku Utara 0,28
- Papua 0,28
- Maluku 0,24
- Kepulauan Riau 0,23
- Sulawesi Tenggara 0,21
Gila ya? Miris ya? Bikin prihatin ya? Tentu saja! Ente bercanda Wan Anies? Sebagai eks Mendikbud, pantas saja kalau waktu itu dipecat karena nggak butuh waktu lama, Jokowi menyadari bahwa there was somerhing wrong for having you lalu segera dipecat sebelum kerusakan lebih parah di dunia pendidikan Indonesia.
Prestasi kerja nol besar begini mau dijadikan calon presiden oleh Surya Paloh? Baca dulu 62 catatan lainnya (dari 63 angka selain angka putus sekolah) yang dipaparkan Kakak Pembina SEWORD di channel “Seword TV” maka kita akan semakin tegas menolak Anies maju pada 2024 nanti, karena masa depan negeri ini dipertaruhkan.
Faktor pandemi tak bisa dijadikan alasan, karena seluruh Indonesia mengalami juga, tapi kenapa angka putusnya paling tinggi di Jakarta, dimana selain dana APBD melimpah, akses internet, ponsel, dan segala macam fasilitas pendukung bisa disediakan berikut bimbingan bagi setiap sekolah agar jangan sampai ada yang putus sekolah di Jakarta?
Ah, alasan saja kalau misalnya pandemi yang dituding. Kalau niat kan pasti bisa, minimal jangan nangkring di posisi puncaklah. Kan malu sebagai mantan Mendilbud? Mau ditaruh di mana mukanya? Itu kalau masih punya rasa malu dan tidak rai gedeg alias nggak tahu malu, ya!