Anies itu pernah janji sama Presiden Jokowi. Lalu mengabaikan janji itu. Nggak ada hasilnya, sampai dia lengser. Jadi ceritanya pada tahun 2018 silam, ketika berkunjung ke Seoul, Korea Selatan, Presiden Jokowi sempat menyusuri Sungai Cheonggyechoen. 2018 ya, udah 4 tahun lalu. Beliau begitu terkesan melihat Sungai Cheonggyechoen yang sangat bersih. Sehingga beliau pun memimpikan agar Sungai Ciliwung yang membelah Kota Jakarta, bisa sebersih Cheonggyechoen. Presiden Jokowi memaparkan bahwa Sungai Cheonggyechoen itu pada 2003 kondisinya mirip dengan Ciliwung, mirip kotornya. Lalu dibersihkan dalam waktu 2 tahun 3 bulan, dan akhirnya jadi bersih cakep.
Waktu itu, Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta katanya siap mewujudkan keinginan Presiden Jokowi. Catat ya, itu dia katakan pada bulan September 2018. Menurut Anies, Pemprov DKI sedang menyusun dan menyiapkan solusi, untuk membangun sungai, sehingga sungai jadi sungai yang natural. Itu kata Anies ya.
Entah apa yang sebenarnya dikerjakan Anies sesudah itu ya. Tahun-tahun berlalu, hingga sampai ke tahun 2022. Normalisasi sungai Ciliwung masih mandek. Masih ada warga yang buang sampah di sana. Ya sunganya pun tentu saja masih kotor.
Saya menemukan sebuah berita yang dirilis pada bulan Mei 2022, bulan Mei tahun ini ya. Sejumlah LSM yang berkaitan dengan lingkungan memaparkan hasil temuannya ketika menyusuri Sungai Ciliwung. Mereka menyusuri sungai dari Lenteng Agung hingga ke TB Simatupang. Katanya mereka sangat prihatin dan sedih mendapati sungai ibu kota kok bau tinja. Ada lebih dari 1.300 pohon dan semak-semak yang terlilit oleh sampah sepanjang 12 kilometer. Mereka juga melihat ada warga yang membuang kotoran sapi, juga kotoran hasil BAB dan popok ke sungai. Serta limbah pabrik seperti pabrik tahu. Itu selain sampah-sampah rumah tangga lainnya ya. Jadi budaya membuang sampah ke sungai itu ternyata tetap saja dilakukan warga hingga tahun 2022. Nah, para LSM ini katanya bakal melayangkan somasi ke Gubernur Anies karena dinilai salah urus pengelolaan sampah hingga buruknya tata kelola sungai.
Saya tidak mencari lagi berita soal ini ya. Yang pasti timbul pertanyaan penting. Anies dan jajarannya ini ngapain aja ya sejak 2018? Kemudian, sekitar 3 minggu menjelang lengser, pada akhir September lalu, Anies melakukan kunjungan kerja ke Proyek Saringan sampah Ciliwung. Proyek ini dimulai sejak Juni 2022. Sejak Juni 2022 ya. Artinya sesudah adanya temuan-temuan dari sejumlah LSM tadi. Mungkin adanya proyek ini merupakan hasil dari somasi yang dilayangkan oleh para LSM itu ya. Kok nunggu disomasi dulu sih?
Proyek saringan sampah itu menghabiskan dana 195 miliar. Lokasinya di segmen TB Simatupang. Katanya sudah memakai teknologi terbaru. Dan Anies mengklaim bahwa saringan sampah ini jadi yang pertama di Indonesia. Anies berusaha menerangkan bahwa proyek ini sudah direncanakan sejak 2018 dan 2019, namun terkendala pandemi pada 2020. Sehingga baru dapat dilaksanakan pada 2022. Dan dijadwalkan rampung pada Desember 2022. Masak sih? Itu bayar commitmen fee sampai 560 miliar rupiah aja bisa. Masak bikin proyek yang hanya 195 miliar rupiah nggak bisa? Pake alasan terkendala pandemi segala hehehe…
Itu lah ya. Salah satu contoh buruknya kinerja Anies. Janji sejak 2018 nggak ditepati. Pasti karena anggaran dong. Alasannya ada pandemi. Padahal dia sanggup bayar buat Formula E, bahkan membangun stadion JIS, dengan dana jauh melebihi proyek di Ciliwung ini.
Sekarang warga Jakarta sudah punya Penjabat Gubernur yang baru. Heru Budi Hartono. Orangnya suka kerja keras, dan mau bekerja sama dengan berbagai pihak, untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya buat warga Jakarta. Urusan sungai Ciliwung, memang jadi obyek kerjasama antara Pemprov DKI Jakarta dan Kementrian PUPR ya. Namun, dalam soal normalisasi sungai saja, Anies nggak ngerjain. Apalagi soal kebersihan sungai. Bukti di lapangan menunjukkan ketidakpedulian Anies terhadap kondisi Sungai Ciliwung. Warga juga dibiarkan membuang sampah hingga BAB di sungai. Ini menambah daftar panjang puluhan borok Anies yang sudah dipaparkan Mas Alif di video beliau ya.
Nah, di era Heru Budi, ada sesuatu yang baru. Bagaikan angin segar buat warga Jakarta. Hari Minggu lalu, Kementrian PUPR menggelar Festival Dayung Ciliwung. Heru Budi pun turut meramaikannya. Mereka berdua mendampingi para pedayung. Kegiatan dayung ini dimulai dari Muara Pasar Rumput hingga are Dukuh Atas. Acara ini digelar sebagai rangkaian pra Kejuaraan Nasional Dayung 2022, sebagai sarana promosi dan publikasi kepada masyarakat. Dalam acara itu Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, yang juga Ketua Umum Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI), juga memaparkan prestasi atlet dayung kita di kejuaraan internasional.
Menteri Basuki juga mengajak warga DKI Jakarta untuk terus menjaga kebersihan Sungai Ciliwung, sehingga dapat menjadi barometer sungai di tengah kota yang bersih dan indah. Agar dapat dicontoh oleh kota-kota lainnya ya. Selain festival dayung, Menteri Basuki menyampaikan bahwa sejumlah acara akan digelar di kawasan Sungai Ciliwung. Misalnya tahun depan rencananya bakal ada gelaran lomba hias getek. Wow, pasti seru nih ya. Lebih seru ketimbang formula E. Para warga DKI nampak ramai menyaksikan acara ini. Kebetulan memang bersamaan dengan adanya Car Free Day ya.
Sementara itu, Heru Budi mengajak warga untuk bersama-sama merawat dan membenahi Sungai Ciliwung. Heru mengungkap bahwa ternyata, selain untuk menanggulangi banjir, Sungai Ciliwung juga bisa untuk sarana olahraga, hiburan dan lain-lain. Heru juga mengimbau agar masyarakat tidak lagi membuang sampah di Sungai Ciliwung. Juga mengajak warga untuk mendukung normalisasi Kali Ciliwung, karena program itu membawa keuntungan bagi seluruh pihak.
Duet Heru Budi dan Menteri Basuki ini sangat menarik ya. Foto dan video acara festival dayung ini pun tersebar di medsos. Para netizen pun ramai memuji kolaborasi Heru Budi dan Menteri Basuki. Mereka juga kagum dengan foto kondisi Sungai Ciliwung yang terlihat beda dari biasanya.
Biasanya nemu foto Sungai Ciliwung itu ya pasti ada sampahnya. Kalo ini kan terlihat cukup bersih, dimeriahkan dengan para peserta lomba dayung ya. Kaget dong liat Ciliwung kok bisa keren gini.
Sedangkan para buzzer dan pemuja Anies jadi meradang. Karena merasa citra Anies jadi nyungsep. Mereka pun mengunggah berita-berita lama soal adanya Festival Ciliwung yang dulu pernah digelar di era Gubernur Anies. Hey kamu-kamu pecinta Anies, saya kasih tahu ya. Memang dulu pernah digelar Festival Ciliwung. Seperti pada tahun 2018. Penyelenggaranya adalah Komunitas Condet Kita Foundation ya, bukan Pemprov DKI. Ada Anies di sana? Enggak ada, drun.
Lalu pada tahun 2019, kembali digelar Festival Ciliwung 2. Penyelenggaranya kali ini juga bekerja sama dengan Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta Timur. Dan ini acaranya memang lebih ke budaya ya. Acara ini didukung oleh Walikota Jakarta Timur. Ada Anies di sana? Enggak ada juga tuh. Kembali pada tahun 2021, Festival Ciliwung 3 digelar di Jakarta Timur. Yang menggelar ya jajaran pemerintahan Jakarta Timur. Nggak ada Anies di sana.
Ini makin menunjukkan ketidakpedulian Anies terhadap kondisi Sungai Ciliwung ya. Harusnya sudah ada gerakan yang digeber Anies sejak 2018 itu, untuk melarang warga buang sampah dan berbagai kotoran ke sungai. Untuk memenuhi janji Anies, mewujudkan mimpi Presiden Jokowi. Dari sini sudah kelihatan antitesisnya ya. Dikasih tantangan, dia terima dan iyakan. Eeh gak dikerjain. Tahu-tahu pas mau lengser, baru deh bikin proyek saringan sampah di Ciliwung. Itu pun karena habis disomasi oleh LSM yang jadi berita di media. Nggak ada kesadaran sendiri dari Anies untuk memperhatikan dan mengajak warga bersama-sama memelihara Sungai Ciliwung.
Ini bedanya dengan Heru Budi. Dan ini yang bikin citra Anies nyungsep. Sok bicara kolaborasi lah, keberpihakan lah. Dia sendiri gak berpihak ke warga. Dia sendiri mana mau kolaborasi sama Kementrian PUPR? Sekarang telak nih, otomatis kena sleding Heru Budi dan Menteri Basuki. Ngurus Ciliwung aja nggak bener, kok mau jadi presiden? Kura-kura emang juara!