Memang betul pernyataan ‘tidak ada kawan yang abadi dalam politik, yang ada hanya kepentingan’.
Hal ini terlihat dari hubungan Ketua umum PAN jaman now Zulkifli Hasan dan Ketua umum PAN jaman dulu Amien Rais.
Zul dan Amien ini sejatinya tidak hanya kolega tapi juga memiliki hubungan kekerabatan. Yang mana putri Zul, Futri Zulya Savitri menikah dengan anak Amien Rais, Mumtaz Rais pada 2011 silam.
Nah, saat pemilihan Ketua umum PAN pada 2015, Amien mendukung Zul sebagai calon Ketum. Dan berkat pengaruh Wan Amien yang masih kuat di PAN waktu itu, mantan Menteri Kehutanan era SBY tersebut akhirnya terpilih menjadi orang nomor satu di PAN.
Hanya saja masalahnya Amien terlalu mencampuri urusan internal PAN. Hal ini yang kemudin membuat Zul tidak suka sama dia.
Sebagai contoh pada 2016 silam Zul membawa PAN ke gerbong pendukung pemerintah.
Dukungan dari PAN itu pun tidak disia-siakan oleh Jokowi. Partai berlambang matahari tersebut diberi jatah kursi MenPan RB oleh Presiden yang dijabat oleh Asman Abnur.
Pada Pilpres 2019, Zul sebenarnya ingin PAN bersama Jokowi lagi. Karana peluang mantan Walikota Solo itu untuk menang lebih besar dari Prabowo lantaran sebagai petahana.
Tapi oleh Amien Rais, PAN dipaksa mendukung Prabowo.
Gak mau bertengkar dengan besannya sendiri, Zul akhirnya mengalah dan membiarkan PAN mengusung Prabowo kala itu.
Jadilah PAN disebut partai abu-abu oleh warga dunia maya. Karena loncat sana-loncat sini.
Terbukti, pada Pilpres 2019 Prabowo kalah lagi.
Setelah itulah Zul kapok diatur-atur oleh Amien Rais.
Nah, karena Zul ini gak mau lagi jadi boneka Wan Amien, Amien pun cari boneka baru sebagai tunggangannya yakni Mulfachri Harahap.
Celakanya, di pemilihan Ketua Umum PAN 2020 silam, Mulfachri dikalahkan oleh Zul.
Tidak pelak, Amien pun auto malu kala itu.
Belum lagi, posisinya sebagai Ketua Dewan Kehormatan PAN dicopot oleh Zul dan digantikan oleh Soetrisno Bachir.
Hingga Amien benar-benar gak kuat berlama-lama di PAN.
Ia kemudian keluar dari partai berwarna biru tersebut dan mendirikan partai baru yang diberi nama Partai Ummat.
Partai ini pun mengusung slogan ‘lawan kezaliman, tegakkan keadilan’.
Ngeri. Hehehe
Hanya saja kalau melihat pengurusnya, banyak pembenci Jokowi ferguso. Seperti Amien Rais sendiri, kan benci banget sama Presiden Jokowi.Kemudian ada Buni Yani, MS Kaban, Mustofa Nahrawardaya, dan Idrus Sambo.
Jadi slogan itu sebenarnya gak cocok dipakai oleh Partai Ummat, tapi cocoknya ‘lawan Jokowi dengan segala cara’.
Dan memposisikan diri sebagai musuh Jokowi ini sebenarnya tidak menguntungkan bagi Partai Ummat. Kenapa?
Karena sudah bisa dipastikan Partai Ummat tidak akan mendapat dukungan dari pemilih Jokowi.
Terbukti kok, Partai Ummat tidak lolos verifikasi faktual yang ujungnya tidak lolos sebagai peserta Pemilu 2024. Penyebabnya tidak memenuhi syarat hanya di dua provinsi saja yakni di NTT dan di Sulawesi Utara.
Lantas, apa saja syarat yang harus dipenuhi oleh partai supaya lolos verifikasi faktual tersebut?
Kepengurusan 100 persen di seluruh provinsi, 75 persen di tingkat kabupaten/kota, dan 50 persen di tingkat kecamatan, serta keanggotaan minimum 1.000 orang di tingkat kota/kabupaten.
Nah Partai Ummat ini tidak memenuhi syarat jumlah kepengurusan yang di tingkat kabupaten/kota itu. Seperti di NTT diisyaratkan 17 wilayah tapi yang memenuhi syarat hanya 12 wilayah saja dan di Sulut Partai Ummat diwajibkan memiliki kepengurusan di 11 kabupten/kota tapi yang memenuhi syarat hanya 1 wilayah saja.
Dengan demikian, wajar dong kalau partai ini tidak lolos verifikasi faktual. Dan kalau seandainya nanti menggugat keputusan KPU itu, juga kecil kemungkinan akan berhasil. Karena KPU sudah bekerja sesuai aturan alias gak asal-asalan.
Usut punya usut dua provinsi tersebut adalah basis massa Pak Jokowi ferguso. Pada Pilpres 2019 lalu Presiden Jokowi mendapat suara sebesar 88,57 persen di NTT dan 77,24 persen di Sulut.
Jadi wajar bila kemudian banyak warga NTT dan Sulut yang enggan masuk ke Partai Ummat. Lha wong pendiri partai itu benci sama presiden kebanggaan mereka.
Inilh yang disebut kualat. Suka merendahkan Jokowi, mengatakan orang nomor satu di Indonesia itu seperti bebek lumpuh. Akhirnya dia yang lumpuh benaran.
Lalu, pihak mana yang paling diuntungkan dengan Partai Ummat tidak lolos peserta Pemilu 2024 ini?
Tidak lain tidak bukan adalah PAN.
Kenapa PAN? Karena basis massa kedua partai ini kan sama yakni warga Muhammadiyah.
Jadi kalau Partai Ummat lolos ke jadi peserta Pemilu, sudah bisa dipastikan sebagian pemilih PAN jadi pemilih partai baru ini.
Padahal perolehan suara PAN pada Pemilu 2019 lalu hanya 7,65 persen doang atau berada di peringkat 8 dari 9 Parpol yang lolos ke senayan.
Nyaris saja jadi gurem. Hehehe
Namun karena Partai Ummat sudah gurem duluan sebelum ikut Pemilu sehingga pemilih PAN tidak jadi direbut. Dan selamat-lah Zul.
Amien Rais yang mengalami kesulitan, Zul yang diuntungkan. Hehehe