Sebenarnya menulis tentang sosok Anies Baswedan mantan Gubernur DKI males banget. Dia dijadikan boneka dari para pembenci pemerintahan Jokowi. Padahal Anies tidak punya ciri-ciri sebagai negarawan. Tapi dia selalu dipuja-puja para kadrun kelompok Islam radikal intoleransi.
Setiap saat kita disuguhi kegilaan dan ketidak warasan dari kelompok pemuja Anies. Kalau dibiarkan dan kita diam saja, mereka semakin melonjak, terus memuja Anies sampai sundul langit.
Apalagi kita hidup di negara demokrasi, ada kebebasan bersuara, berpendapat dan bermedsos. Anies dan para pengikutnya selalu mengisi ruang medsos dengan aneka kebohongan dan kelicikan.
Para nasionalis tidak boleh tinggal diam. Kita harus menghalau tipu daya dan hoak yang dipamerkan Anies Baswedan beserta kelompoknya.
Beberapa hal yang dipamerkan Anies diantaranya, dia seorang dosen atau pendidik, tapi dia lupa akan profesinya itu. Tidak lagi memberi contoh keteladanan sebagai seorang pendidik yang punya seambrek gelar akademik.
Seharusnya seorang yang menjadi bagian dari kaum intelektual ikut totalitas berperan aktif dalam penciptaan aneka kreativitas, inovasi, solusi, membuka lapangan kerja bagi masyarakat.
Apakah Anies sudah memberikan sumbang sih yang nyata bagi kemajuan masyarakat? Yang bisa menjawab masyarakat Jakarta yang pernah merasakan kepemimpinan dia. Sudah menjadi pembicaraan di media sosial bahwa Anies Baswedan gagal memimpin Jakarta dalam lima tahun. Banyak PR yang ditinggalkan dan menjadi beban bagi pemimpin Jakarta selanjutnya.
Anies sering berbohong, janji-janji manis saat berkampanye tidak pernah terealisasi. Menurut Alifurrahman lewat youtube seword banyak kebohongan yang dilakukan Anies, diantaranya rumah DP Rp 0 untuk masyarakat miskin, tapi tidak terealisasi.
Air dari langit turun ke bumi adalah sunatullah. Memperlebar trotoar yang sudah ada, hal ini menambah kemacetan dan masih banyak lagi kebohongan Anies, silahkan buka Youtubenya Cak Alifurrahman.
Kebohongan yang lain katanya Jakarta menjadi pelopor pengekspor beras ke Arab Saudi. Eh ternyata data membuktikan, lewat situs resmi kemlu.go.id pelopor pengekspor beras ke Arab Saudi adalah kabupaten Sragen Jawa Tengah.
Apalagi kalau ditanya tentang pelaksanaan formula E di Jakarta. Dari mana dana formula E malah jawabannya ngalor ngidul, muter-muter tidak fokus.
Menghapus normalisasi sungai, kemudian naturalisasi sungai
lawan banjir, semua juga omong kosong. Kayaknya Anies malu kalau program ini sebagai program lanjutan dari gubernur sebelumnya.
Apalagi setelah diusung oleh partai Nasdem dalam mempersiapkan agenda pemilu 2024. Kebohongan demi kebohongan telah dipamerkan.
Anies dimana-mana mengaku sebagai presiden untuk tahun 2024. Untuk memuluskan kampanyenya Anies masuk ke gereja. Bahkan Anies menyambangi sebuah gereja lokal di Sentani, Jayapura bernama Rumah Doa Alfa Omega dan bertemu seorang pendeta bernama Robert.
Yang unik dari kunjungan itu, Anies diberi nama Yohanes oleh sang pendeta. Kedatangan Anies ke gereja merupakan rencana kelicikan Anies, cara cuci tangan sebagai bapak intoleransi.
Yang terbaru, Nasdem sebut Anies seorang Nabi. Kebohongan apa lagi yang dijalankan Anies beserta Nasdem. Terima kasih Anies, dari kebohongan yang kamu pamerkan kita semua tahu bahwa kamu punya bakat jadi pembohong. Rakyat tidak akan mau dipimpin oleh pemimpin yang pembohong.
Kebohongan Anies dan kelicikan Nasdem apakah semata-mata untuk menutupi bahwa mereka ada kerja sama dengan para mantan yang sakit hati dengan pak Jokowi. Apakah Anies dan Nasdem ada hubungannya dengan bos pertamina blok Rokan, atau ada main mata dengan bos-bos yang menjadi penyandang dananya.