Dugaan kasus korupsi beras bansos yang katanya merugikan keuangan negara sekitar Rp 2,85 T mulai hangat dan menarik perhatian publik. Tapi saya rasa, masih belum cukup. Entah kenapa viralnya lama. Media pun terkesan kurang cepat memberitakan. Ada apa ini?
Ini seperti bertanya-tanya, kenapa selama dua tahun, kasus beras bansos ini tidak tercium dan tenang bagai air kolam? Ada yang aneh.
Akun medsos dengan nama Kurawa berhasil membongkar kebusukan ini setelah mendapatkan informasi rahasia dari seseorang. Akhirnya ketahuan beras yang disimpan digudang sudah membusuk, berjamur bahkan tidak layak diberikan kepada hewan.
Berbagai pihak sudah merespon, baik itu Mensos Risma atau Pj Heru Budi Hartono. Risma mengatakan sudah dua tahun terakhir tidak bagikan beras, melainkan bantuan tunai. Sedangkan Heru juga tidak tahu-menahu karena itu kasus lama yang mana dia belum menjabat.
Apa kabar KPK?
KPK mau tak mau ikut merespons kabar tersebut.
Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri mengatakan, pihaknya sangat terbuka untuk menunggu adanya laporan dari masyarakat terkait dugaan korupsi bansos DKI tersebut. KPK memastikan, akan menindaklanjuti setiap informasi yang diterima.
“Bila masyarakat mengetahui dugaan korupsi, silakan kami membuka pintu seluas-luasnya, selebar-lebarnya melalui berbagai kanal yang ada di KPK untuk melaporkan kepada KPK,” kata Ali.
Jawaban yang normatif. Bukankah sudah ada bukti lengkap dari Kurawa? Mau tunggu apa lagi? Masa harus menunggu laporan dari masyarakat?
Saya hanya merasa lucu dengan KPK. Di medsos banyak yang tidak percaya dengan KPK saat ini. Entah kenapa kredibilitas dan wibawa KPK begitu jelek di mata masyarakat. Para netizen sering memberikan tanggapan negatif kalau sudah menyangkut KPK.
Contohnya Formula E. Sampai saat ini, tidak ada kelanjutan yang berarti. KPK hanya bilang masih mengusut, masih mencari bukti, masih dan masih entah apa. Kira-kira kalian percaya KPK akan mengusut dengan serius kasus dugaan korupsi bansos ini?
Kasus ini katanya terjadi di tahun 2020, yang artinya itu terjadi di masa kepemimpinan Anies Baswedan. Yang Formula E di era Anies saja tidak ada kejelasan. KPK seolah melempem kehilangan taring tajamnya. Apalagi kasus bansos ini.
Jangan kecewa kalau nantinya muncul berita KPK mengecek, mencium, mengendus, mengusut dan bla bla bla lalu endingnya kalian bisa tebak sendiri.
Oh ya, akun Kurawa ini juga mengupdate beberapa cuitan yang menurut saya cukup mengejutkan. Kasus ini benar-benar disembunyikan dengan sistematis dan rapi. Tapi akhirnya bisa terbongkar juga. Semoga pemberi informasi ini dirahasiakan namanya agar privasi terjaga.
“Maklum, kasus ini bikin resah banyak orang. Kepanikan mereka bisa menimbulkan masalah serius. Apalagi kalau sudah kalap. Sabar aja akan makin banyak data2 kebobrokan yang akan dibuka pasca lengsernya Anies. Banyak ASN DKI yang merasa sakit hati dan terzolimi di saat kepemimpinannya karena begitu kuatnya peran TGUPP ikut campur secara teknis hingga mampu memutasi ASN sesuka mereka. Ngeri..” katanya dalam cuitan tersebut.
Kalau ini benar, berarti TGUPP ngeri yah?
Mana nih salah satu mantan anggota TGUPP yang suka bela Anies mati-matian? Ke mana itu orang? Pasti lagi sembunyi karena tidak tahu harus komentar apa, hahaha. Pengecut sedang sembunyi.
Ada lanjutannya lagi.
“Hasil pengintaian lewat Drone (namanya kebetulan K-Drone) yang gue sebar dilokasi gudang pasca twit .. ternyata direksi dan pengawas Pasar Jaya sangat panik dari hari selasa lalu.. mereka lgs memperkuat penjagaan security utk memperketat gudang tdk boleh dikunjungi orang lain,” katanya.
“Ada upaya utk memindahkan beras rusak ini namun sulit karena kondisinya yang sangat rusak tdk bisa dipindahkan ke gudang lain.. akhirnya ditetapkan di gudang yang sama. Akhirnya selasa sore seluruh direksi dan dewan pengawas konsolidasi melakukan meeting mendadak di sebuah hotel,” katanya.
Seperti nonton film drama thriller, kan? Menegangkan tapi ngeselin. Ternyata ada kelompok yang sangat keterlaluan dan tidak punya nurani.
Untuk Kurawa, bongkar terus kebusukan ini. Dan stay safe sekaligus waspada. Mereka sedang panik dan berusaha menutupi jejak kotornya.