Emha Ainun Nadjib atau Muhammad Ainun Nadjib yang akrab disapa Cak Nun sedang membuat sebuah sensasi yang akhirnya berhasil membuat dirinya menjadi sorotan publik. Jujur, saya kurang kenal orang ini, cuma sekilas tahu nama, tapi tak pernah tahu dia itu seperti apa. Katanya sih, sudah aktif sejak era Soeharto.
Tapi karena baru-baru ini ucapannya diduga menghina Jokowi, saya baru sadar akan keberadaan orang ini. Sewaktu ucapannya dianggap menghina Jokowi, saya masih tidak peduli. Toh, hinaan kepada Jokowi bukan barang baru lagi, bukan hal istimewa. Tapi cara minta maafnya itu lho, gak tahan.
Saat ceramah di Kajian Maiyah, Cak Nun menyebut Jokowi sebagai Firaun.
Dalam potongan video yang disebar sejumlah akun di twitter, Cak Nun menyebutkan, bahwa Indonesia saat ini sedang dikuasi Firaun.
“Karena Indonesia dikuasai oleh Firaun yang namanya Jokowi. Karun yang namanya Antoni Salim dan 10 naga, nggak sembilan, 10 saya kira ya, dan haman yang namanya Luhut,” kata Cak Nun dalam potongan video yang tersebar di Media sosial.
Tak hanya itu, Cak Nun juga mengatakan bahwa seluruh sistem, perangkat dan alat-alat politik juga sudah dipegang mereka semua (Jokowi, Antoni Salim dan 10 naga serta Luhut).
“Negara kita sesempurna dicekel Firaun, Haman dan Karun. Itu seluruh sistemnya, perangkatnya, semua alat-alat politiknya sudah dipegang mereka semua. Dari uangnya, sistemnya, sampai otoritasnya, sampai apapun,” katanya.
Saya tidak peduli dia dulunya dukung siapa, benci ke siapa, saya sudah males korek latar belakangnya. Tak ada gunanya cari tahu. Yang pasti ucapan menyamakan Jokowi dengan Firaun itu sudah sangat keterlaluan, apa lagi dengan statusnya yang sudah punya reputasi dan punya massa pendukung. Apa bedanya dengan yang ngaku imam besar tapi bikin gaduh? Punya massa, merasa tinggi levelnya, lalu merasa paling berhak hina presiden seenaknya.
Lalu setelah viral, Cak Nun meminta maaf.
“Saya barusan disidang sama keluarga, dihajar, disalahke, digoblok-gobloke, disesat-sesatke. Kenapa digobloke? Karena saya mengucapkan yang seharusnya tidak saya ucapkan. Saya yang mengajarkan jamaah Maiyah, semua keluarga bahwa orang waton harus baik, efeknya harus diperhitungkan, harus bijaksana. (Karena pernyataan itu) Saya dianggap tidak bijaksana,” katanya.
“Saya melakukan apa yang saya ajarkan untuk tidak dilakukan. Saya bagaimana? (Beruntungnya) Saya punya anak dan keluarga yang bisa mengontrol saya,” katanya.
“Saya minta maaf kepada semua yang terciprat, menjadi tidak enak, menjadi menderita oleh ucapan saya itu,” katanya.
Kenapa tidak minta maaf kepada Jokowi secara langsung dengan menyebut nama? Maaf kalau saya salah, tapi di video atau pun media yang memberitakan ini, tidak ada ucapan maaf khusus ke Jokowi. Hanya maaf saja. Padahal sewaktu bicara soal Firaun, dia sebut nama Jokowi dan yang lain secara langsung. Tapi pas minta maaf, kenapa tidak minta maaf ke orang-orang yang tadi dia sebutkan namanya?
Artinya ini maaf yang tidak tulus. Minta maaf karena viral dan tidak enak disikat netizen. Minta maaf tapi ada ego yang masih dipertahankan. Minta maaf tapi setengah-setengah. Apa gunanya minta maaf? Malah terlihat dia itu arogan.
Lebih tidak usah minta maaf kalau minta maafnya modelan gini. Dipikir hanya dengan maaf, sudah selesai perkara. Orang tidak bodoh. Orang bisa bedakan mana maaf yang tulus dengan maaf yang terlihat tulus dari luar. Bahkan dari luar pun, kelihatan jelas tidak benar-benar minta maaf. Cuma maaf saja, tanpa sebut nama.
Gengsi ya minta maaf ke orang yang disebut namanya? Ya iya lah, sewaktu menyamakan firaun, jelas itu ada nada kebencian yang sangat dalam. Kalau tidak benci, tak mungkin bicara begitu. Hanya orang yang kesal dan benci setengah mati yang bisa mengeluarkan ucapan-ucapan tak pantas. Lalu sekarang harus minta maaf ke presiden? Waduh, muka mau taruh di mana?
Kalau habis menghina lalu dipaksa minta maaf, rasanya memalukan sekali. Seolah harga diri diinjak-injak. Harkat dan martabat seolah ditelanjangi habis-habisan. Makanya banyak orang, terutama yang terkenal, minta maaf suka setengah-setengah. Soalnya malu dan masih ada gengsi.