Pagi ini, di rumah mertua, tanpa sengaja saya ikut menonton salah satu stasiun tv swasta milik Surya Paloh. Namanya jarang menonton TV, saya mungkin baru ngeh kalau Bang Paloh sudah mulai aktif menggunakan media miliknya untuk berkampanye menuju 2024, dengan mendompleng acara HUT Partai NasDem supaya agak tersamarkan.
Kenapa saya sebut “menuju 2024” karena jelas di sana tidak hanya ada tampilan gambar dan video seremonial acara HUT NasDem ke-11, yang kita tahu tidak dihadiri oleh Presiden Jokowi, tapi juga menayangkan sosok “penguasa NasDem” itu saat berpelukan dengan eks gubernur DKI Jakarta yang dikenal juga lekat dengan politik identitas oleh sebagian kalangan itu.
Saya mau menyoroti khusus bagian lirik ini:
Membangun neg’ri dengan Bhineka Tunggal Ika/Junjung tinggi Pancasila/
Oke, mungkin lirik itu masih tampak relevan ketika pertama kali dirilis, untuk menunjukkan kepada seluruh elit dan kader pertai, juga kepada masyarakat akan komitmen partai yang nasionalis dan tidak berada di luar jalur, apalagi ingin menggantikan Pancasila dan membuat semboyan Bhinneka Tunggal Ika menjadi tak berlaku.
Namun, sejak partai ini menyatakan deklarasi untuk memajukan Anies Baswedan, yang meskipun mungkin tidak menjadi pelaku secara langsung (setidaknya menurut omongan Anies sendiri), tetapi jelas didukung oleh partai hingga ormas yang kerap melakukan sesuatu yang berlawanan dengan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika … masih tepatkah lirik di atas digembar-gemborkan oleh NasDem secara masif lewat iklan di televisi dan seluruh jaringan media mereka?
Belum lagi kita tahu belum lama ini seorang Butet Kartaredjasa, akhirnya kudu mengakhiri komik stip-nya di salah satu media milik “Pak Brewok” karena mungkin dianggap terlalu berani mengritik jagoan politik dari sang owner, meski pesan berisi sindiran politik yang ingin disampaikan oleh Mas Butet itu benar adanya. Mungkin sang owner tertusuk-tusuk perasaannya dan nggak terima, bisa juga kali ya? Hahaha …!
Jadi bagaimana sekarang? Memang sah-sah saja sih kalau Bang Paloh dan stasiun TV-nya siaran kayak begitu. Kita tahu juga jaringan media milik Koh Harry Tanoe juga sudah lebih dulu melakukan dengan mars Perindo-nya, yang repotnya sampai sekarang liriknya masih nempel di ingatan saya meski saya nggak berpihak ke Perindo.
Kini semua kembali ke pemirsa, netizen, pembaca, dan masyarakat soal aktivitas kampanye halus ala NasDem-nya Bang Paloh ini. Saya kok juga yakin, seandainya mereka mengusung Ganjar juga akan melakukan yang sama. Namun setidaknya, bagi saya mbok ya kata-kata kayak lirik di atas agak direvisi atau diganti sekalian … karena dengan memajukan Anies yang didukung oleh kelompok yang dikenal “anti Pancasila” dan berusaha mengkhianati semangat ke-bhinneka’-an di negeri kita, lirik tadi sebenarnya sudah tidak relevan lagi.