Sangat amat munafik dan jauh dari adab seorang beragama, Anies Baswedan memiliki sikap yang bertolak belakang soal mobil listrik. Entah hatinya terbuat dari apa yang pasti bau banget dan busuk.
Soal mobil listrik dan peraturannya dan tanggapannya kita melihat bahwa Anies Baswedan ini memiliki sikap munafik yang begitu akut dan parah sampai-sampai bikin saya naik darah. Manusia yang dicapreskan oleh partai dungu melontarkan kritik terhadap kebijakan subsidi mobil listrik.
Si manusia terbodoh versi Google itu mengatakan bahwa kebijakan subsidi ini bukan solusi untuk mengatasi polusi udara tapi justru menambah jumlah mobil di jalanan dan membuat kemacetan di mana-mana.
Kalimat ini muncul baru-baru saja di Jawa Timur saat dia ngebacot nggak jelas di depan relawannya yang juga otaknya Nggak tahu di mana waktu Anis lagi ngomong. Karena jika merunut ke belakang, pernyataan tersebut sungguh bertolak belakang dan antitesis dengan kebijakannya sendiri saat menjadi manusia terbodoh di DKI Jakarta.
Justru saat memimpin DKI Jakarta manusia ini memberikan sejumlah insentif untuk pengguna kendaraan listrik.salah satunya dengan diterbitkannya peraturan Gubernur nomor 3 tahun 2020 tentang insentif pajak biaya balik nama kendaraan bermotor atas kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.
Lewat aturan ini pemberian insentif berupa pembebasan pajak biaya balik nama kendaraan bermotor alias BBN KB untuk penyerahan kendaraan motor listrik berbasis baterai transportasi jalan.
Aturan tersebut sudah ditetapkan pada tanggal 3 Januari 2020 di Jakarta dan ditandatangani oleh Anies Baswedan saat itu menjadi gubernur yang berlaku sampai 31 Desember 2024. Aturan tersebut ditetapkan bukan oleh orang lain.
Dalam aturan tersebut bahkan disebutkan sejumlah kendaraan dibebaskan dari pembatasan lalu lintas dengan sistem ganjil genap yaitu kendaraan yang digerakkan dengan motor listrik yang sudah ditetapkan pada tanggal 6 September 2019.
Artinya dia sudah pernah membuat peraturan itu bukan? Memang manusia munafik. Dan manusia munafik ini nggak layak untuk jadi pemimpin Indonesia bukan? Biar saja Jakarta yang memilih kesalahan yang fatal.
Jangan sampai kesalahan fatal dan kebodohan di DKI Jakarta diulang dalam skala yang jauh lebih besar lagi. Dan karena pada akhirnya yang menjadi korban adalah masyarakat. Kemunafikan harus dilawan dengan kebenaran.
Sikap yang bertolak belakang ini menjadi sebuah hal yang membuktikan bahwa dia ini adalah produk gagal dari sebuah sistem demokrasi. Demokrasi yang dimunculkan di DKI Jakarta adalah demokrasi yang memberikan efek teror.
Jadi bagi rakyat Indonesia dan penghuni di Ibu Pertiwi, kemunafikan Anies ini merupakan sebuah hal yang menjadi bukti lagi bahwa Anies Baswedan tak layak memimpin bangsa ini. Jangankan memimpin bangsa, memimpin pikirannya saja sendiri gagal.
Memang antek Amerika dan zionis tidak boleh menang di Indonesia. Bisa kacau negara Indonesia ini. Apalagi dia mengatakan ini pasca Joko Widodo ingin menambah kepemilikan saham Freeport untuk Indonesia karena tidak puas sama kepemilikan yang hanya 51%.
Kalau hukuman orang yang munafik itu neraka, mungkinkah Anies masuk neraka? Munafik loh. Dia bawa-bawa agama waktu pilkada. Sekarang karma berbalik kepada dirinya. Semua tindakannya yang tidak ada hubungannya sama agama, dikait-kaitkan ke agama. Kalau kata Bima, “Kenak Lo”